Senin, 30 September 2024

Geger Warga: Temuan Kerangka Manusia di Pinggir Tol Serpong

Geger Warga: Temuan Kerangka Manusia di Pinggir Tol Serpong


Warga Kelurahan Rawabuntu, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, dikejutkan dengan penemuan kerangka manusia di pinggir Tol Jakarta-Serpong. Temuan misterius ini terjadi pada Minggu, 29 September 2024, dan langsung memicu kepanikan serta rasa penasaran di kalangan masyarakat.

Kronologi Penemuan

Kerangka manusia tersebut pertama kali ditemukan oleh dua saksi, yang dikenal dengan inisial A (28) dan S (51), sekitar pukul 17.52 WIB. Penemuan ini berawal dari informasi yang diterima A dan S dari petugas Sentra Komunikasi (Senkom) Pemantauan CCTV Tol Serpong, yang melaporkan adanya penemuan kerangka di pinggir jalan tol di Km 11+900 jalur BSD.

Setelah mendapatkan informasi tersebut, A dan S segera meluncur ke lokasi untuk memverifikasi kebenaran berita itu. Sesampainya di sana, mereka menemukan sejumlah tulang yang diduga merupakan bagian dari kerangka manusia.


Respons Kepolisian

Segera setelah temuan itu dilaporkan, petugas dari Polsek Serpong melakukan penyelidikan di lokasi kejadian. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengkonfirmasi bahwa penyelidikan sedang berlangsung. “Temuan ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian,” ujarnya dalam keterangan kepada wartawan.


Imbauan untuk Masyarakat

Ade Ary juga mengingatkan masyarakat agar selalu waspada dan segera menghubungi kepolisian terdekat atau call center 110 jika menemukan kejadian mencurigakan atau tindak pidana di lingkungan mereka. “Keterlibatan masyarakat sangat penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban,” tambahnya.

Penemuan ini menambah deretan kasus misterius yang terjadi di sekitar wilayah Tangerang Selatan, dan warga diimbau untuk tetap tenang sambil menunggu hasil penyelidikan dari pihak berwenang. Dengan harapan, kejadian seperti ini bisa segera terpecahkan dan identitas kerangka dapat diketahui.

Minggu, 29 September 2024

Tragis: Siswa SMPN 1 STM Hilir Deli Serdang Meninggal Usai Dihukum

Tragis: Siswa SMPN 1 STM Hilir Deli Serdang Meninggal Usai Dihukum


Jakarta - Sebuah insiden tragis terjadi di SMPN 1 STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, di mana seorang siswa berusia 14 tahun meninggal dunia setelah dihukum oleh gurunya. Hukuman berupa squat jump sebanyak 100 kali diberikan karena siswa tersebut tidak menghafal tugas yang diberikan oleh guru agamanya.


Kronologis Kejadian


Hukuman dijatuhkan pada Kamis, 19 September 2024. Setelah pulang sekolah, korban mengeluhkan sakit pada kakinya dan mengalami demam tinggi keesokan harinya. Meskipun telah dibawa ke klinik untuk berobat, kondisi korban tidak kunjung membaik. Kakinya bengkak, dan demam yang dialaminya semakin parah. Akhirnya, korban dirujuk ke RSU Sembiring Deli Tua, di mana, sayangnya, ia dinyatakan meninggal pada pagi hari, Kamis, 26 September.


Pengakuan Ibu Korban


Ibu korban, Yuliana Padang, menjelaskan bahwa sebelum meninggal, anaknya sempat mengungkapkan kepada dirinya mengenai hukuman yang diterimanya. "Dia dihukum squat jump 100 kali karena tidak menghafal Alkitab," ungkap Yuliana. Kejadian ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, yang kini menanti kepastian hukum terkait kematian anak mereka.


Tindakan Pihak Berwenang


Yuliana telah mendatangi kantor polisi untuk membuat laporan mengenai kematian anaknya. Namun, pihak kepolisian menjelaskan bahwa proses penyelidikan membutuhkan autopsi untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut. Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang, Kompol Rizki Akbar, mengonfirmasi bahwa penyelidikan sedang berlangsung, meskipun hingga saat ini belum ada laporan resmi yang dibuat oleh keluarga korban.


Insiden ini menjadi sorotan, mengingat hukuman fisik terhadap siswa seharusnya tidak diterapkan dalam konteks pendidikan. Kasus ini memunculkan pertanyaan mengenai keselamatan dan kesejahteraan siswa di sekolah. Keluarga korban dan masyarakat kini berharap agar keadilan dapat ditegakkan, dan peristiwa tragis ini tidak terulang kembali.

Sabtu, 28 September 2024

Tragedi Tertabrak Kereta Api di Lakbok: Seorang Lansia Meninggal Dunia

Tragedi Tertabrak Kereta Api di Lakbok: Seorang Lansia Meninggal Dunia





Pada Jumat, 27 September 2024, sekitar pukul 04.30 WIB, sebuah kecelakaan tragis terjadi di jalur kereta api Dusun Cibodas, Desa Cintaratu, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis. Seorang lansia bernama Madrasum, berusia 76 tahun, tewas setelah tertabrak Kereta Api Serayu Pagi yang melintas dari Pasar Senen menuju Purwokerto.

Kejadian bermula saat Sdr. Ripan, satpam stasiun Langen, menerima laporan dari Pusdalops PT. KAI tentang adanya warga yang tertabrak kereta. Bersama Sdr. Andri Sriyanto, Polsuska, mereka segera menuju lokasi untuk melakukan pengecekan. Setibanya di TKP, mereka menemukan korban tergeletak di samping rel dengan luka parah di kepala, perut robek, dan kaki patah.

Identitas korban, Madrasum, terungkap sebagai seorang yang dikenal suka berjalan-jalan setiap pagi tanpa sepengetahuan keluarganya. Jarak rumahnya ke TKP hanya sekitar 50 meter, yang memudahkan aksesnya. Mengetahui hal ini, pihak keluarga menerima kejadian sebagai kecelakaan dan memutuskan untuk menyemayamkan korban di rumah.


Identitas Saksi dan Upaya yang Dilakukan

Tiga orang saksi, termasuk Sdr. Ripan dan Sdr. Andri, berperan aktif dalam memberikan informasi dan membantu evakuasi korban bersama tenaga medis dari Puskesmas Sidaharja. Beberapa langkah yang diambil oleh petugas kepolisian termasuk melakukan olah TKP, mencatat identitas korban dan saksi, serta melaporkan kejadian ini ke satuan atas.

Kecelakaan ini menjadi pengingat bagi masyarakat tentang pentingnya kewaspadaan di sekitar jalur kereta api. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dalam menghadapi kehilangan ini.

Jumat, 27 September 2024

Ibu di Medan Ditangkap Usai Diduga Menganiaya Anak dengan Tali Pinggang

Ibu di Medan Ditangkap Usai Diduga Menganiaya Anak dengan Tali Pinggang




Medan - Seorang wanita berinisial DF (38) di Kota Medan, Sumatera Utara, ditangkap setelah diduga mencambuk anaknya, seorang siswi SD berusia 6 tahun yang dikenal dengan inisial K. Insiden ini terjadi akibat emosi yang memuncak setelah stiker sekolah korban hilang.


Kronologi Kejadian

Penganiayaan tersebut terjadi pada Jumat, 20 September 2024, di rumah pelaku yang terletak di Jalan Pasar 1, Kecamatan Medan Sunggal. Kapolrestabes Medan, Kombes Teddy Jhon Sahala Marbun, menjelaskan, "Hasil keterangan tersangka, emosi muncul karena hilangnya stiker dari sekolah."



Teddy juga mengungkapkan bahwa tindakan penganiayaan ini bukan yang pertama kali dilakukan oleh pelaku. Anak laki-laki pelaku yang berusia 11 tahun, V, juga menjadi korban, meski tidak mengalami penganiayaan seberat yang dialami K.



Detil Penganiayaan

Menurut Teddy, penganiayaan terhadap K dilakukan dengan menggunakan tali pinggang. Selain itu, pelaku juga memijak perut korban. Hal ini terungkap setelah guru korban melihat luka-luka di punggungnya dan melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. 

Setelah mendapatkan laporan, petugas Unit PPA Satreskrim Polrestabes Medan segera turun ke lokasi dan mengamankan DF pada 21 September 2024.


Latar Belakang Pelaku

DF diketahui merupakan seorang janda yang telah bercerai selama empat tahun. Teddy menambahkan, "Beban tanggung jawab sebagai orang tua mungkin menjadi pemicu emosinya." Dia mengindikasikan bahwa tekanan yang dialami oleh DF dapat menjadi pelampiasan terhadap anak-anaknya.


Tindak Lanjut dan Hukum

Atas perbuatannya, DF terancam hukuman penjara selama lima tahun berdasarkan UU Penghapusan KDRT dan UU Perlindungan Anak. Video yang menunjukkan aksi penganiayaan ini sempat viral di media sosial, menambah perhatian masyarakat terhadap kasus ini.


Penutup

Kasus ini menjadi sorotan penting mengenai kekerasan dalam rumah tangga, khususnya terhadap anak-anak. Pihak kepolisian menghimbau masyarakat untuk lebih peka terhadap kekerasan yang mungkin terjadi di lingkungan sekitar dan segera melaporkannya. Kesejahteraan anak harus menjadi prioritas, dan tindakan tegas diperlukan untuk melindungi mereka dari segala bentuk kekerasan.

Kamis, 26 September 2024

Beredar video Tak senonoh hubungan terlarang antara Guru dan murid di Gorontalo

Beredar video Tak senonoh hubungan terlarang antara Guru dan murid di Gorontalo


Polisi telah menetapkan guru madrasah aliyah negeri (MAN) berinisial DH (57) di Gorontalo sebagai tersangka setelah video mesum bareng siswinya viral. DH mulanya mengajak siswinya itu berpacaran.

"Kronologis kejadian bahwa pada awal tahun 2022 korban sudah memang menjalani hubungan dekat dengan tersangka DH," kata Kapolres Gorontalo AKBP Deddy Herman kepada wartawan, Rabu (25/9/2024).

Deddy mengatakan DH kemudian melakukan berbagai cara agar bisa menjalin asmara dengan korban. Salah satunya, DH mengaku kerap membantu siswinya itu mengerjakan tugas sekolah.

"Kemudian modus yang terjadi memang hubungan asmara, karena yang bersangkutan merasa tersangka ini mengayomi membantu tugas memberi perhatian lebih, akhirnya korban pun merasa nyaman sampai terjadi seperti itu," ungkap Deddy.

"Kemudian berlanjut dan seterusnya sampai terjadi sampai rekan-rekan ketahui," katanya.

Deddy menjelaskan, pihaknya sudah memeriksa 10 orang dalam kasus ini. Mereka antara lain delapan orang sebagai saksi, terlapor, dan pelapor.

Tragis di Bengkalis: Pria Bunuh Ayah Tiri Gegara Kesal Ibu Sering Dimarahi

Tragis di Bengkalis: Pria Bunuh Ayah Tiri Gegara Kesal Ibu Sering Dimarahi


Bengkalis, Riau – Kasus pembunuhan yang mengejutkan terjadi di Bengkalis, ketika seorang pria berinisial YP menghabisi ayah tirinya, Amrul Hasibuan (50), hanya karena merasa kesal melihat ibunya sering dimarahi. Insiden ini mengungkap sisi gelap dari konflik keluarga yang berujung tragis.


Penemuan Mayat yang Mengguncang Warga

Pada 19 September 2024, warga sekitar Jalan Lintas Duri-Dumai KM 13 dikejutkan dengan penemuan mayat Amrul dalam kondisi busuk. Kapolsek Mandau, Kompol Hairul Hidayat, menjelaskan bahwa mayat tersebut ditemukan setelah warga mencium bau tak sedap. “Setelah dicek, ternyata ada mayat di lokasi tersebut,” ungkapnya dalam konferensi pers, Rabu (25/9/2024).


Proses Penyidikan dan Identifikasi

Polisi segera melakukan identifikasi di lokasi kejadian dan menemukan ciri-ciri yang mengarah pada identitas korban, Amrul Hasibuan. Sebelumnya, keluarga telah melaporkan kehilangan Amrul setelah terjadinya penganiayaan. Dari hasil penyelidikan, polisi menemukan bahwa pelaku adalah anak sambung korban sendiri.

“Tim Opsnal Polsek Mandau langsung melakukan penyelidikan setelah menemukan mayat tersebut. Kami segera mengetahui bahwa ini adalah kasus tindak pidana penganiayaan,” kata Hairul.


Penangkapan Pelaku

Setelah menyelidiki lebih lanjut, polisi mengidentifikasi YP sebagai pelaku yang bekerja sebagai pengantar air isi ulang. Pada 20 September, pihak berwajib berhasil menangkap YP di rumahnya di Jalan SMU Ujung, Pematang Pudu, Mandau. Dalam pemeriksaan, YP mengakui perbuatannya. 

“Dia mengaku melakukan penganiayaan karena merasa kesal dengan ayah tirinya yang sering memarahi ibunya,” terang Hairul.


Keterlibatan Ibu Pelaku

Lebih mencengangkan, YP mengungkapkan bahwa ibunya, istri dari Amrul, membantunya saat membuang mayat korban ke jalan lintas Duri-Dumai. Polisi kini masih menyelidiki keterlibatan ibu pelaku dalam insiden tragis ini.

Saat ini, YP dan barang bukti telah diamankan di Polsek Mandau untuk penyelidikan lebih lanjut. Kasus ini menjadi pengingat akan kompleksitas hubungan keluarga yang bisa berujung pada tragedi jika tidak ditangani dengan bijak. Duka mendalam menyelimuti keluarga yang terlibat, dan harapan akan keadilan pun mengemuka di tengah situasi yang penuh emosi ini.

Rabu, 25 September 2024

Anak Perempuan Tebas Ibu Kandung nya sendiri di makasar hingga bersimbah darah

Anak Perempuan Tebas Ibu Kandung nya sendiri di makasar hingga bersimbah darah



Seorang anak perempuan berinisial AT (39) tega membacok ibu kandungnya bernama Siti Syamsiah alias Dg Sia (64) menggunakan parang hingga terluka parah. Peristiwa pembacokan ini terjadi di Kecamatan Tallo Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (24/9/2024) pukul 17.00 Wita. Wati tetangga korban mengatakan, akibat pembacokan itu, Sia mengalami sejumlah luka serius di tubuh. "Yang kena tangannya, pahanya. Kalau kepalanya saya kurang tahu," kata Wati,, saat ditemui di lokasi kejadian.

Meski terluka parah, Wati mengaku mendapat info jika nyawa korban masih terselamatkan dan saat ini mendapat perawatan di RS Angkatan Laut Jala Ammari, Jalan Satando Makassar.

"Tidak meninggal ji," ujar dia. Dia menceritakan, pembacokan awalnya terjadi di dalam rumah kemudian berlanjut di pekarangan rumah setelah korban berusaha menyelamatkan diri. "Terus Dg Sia (korban) keluar teriak minta tolong," beber dia.

Usai kejadian, kata Wati, pelaku diamankan ke Polrestabes Makassar. "Saya sudah 10 tahun berjualan kue di sini tidak pernah terbuka pagarnya, orangnya memang tertutup, tapi orangnya baik," tutur dia. Kapolsek Bontoala Kompol Muhammad Idris mengatakan, pelaku telah diserahkan ke Unit PPA Polrestabes Makassar.

"Saya tangani karena wilayah saya, jadi saya amankan. Terus saya serahkan ke Unit PPA Polrestabes Makassar," pungkas dia. Sementara untuk motifnya, Idris menyebut masih tahap penyelidikan. Dalam video yang beredar pelaku terlihat membacok ibu kandungnya di area pekarangan rumahnya. Warga yang melihat insiden itu hanya bisa berteriak karena pagar rumah korban terkunci.

Selasa, 24 September 2024

Seorang Ibu Gorok Anak kandungnya hingga Tewas Motif nya tak Terima anak nya lahir Laki Laki.

Seorang Ibu Gorok Anak kandungnya hingga Tewas Motif nya tak Terima anak nya lahir Laki Laki.



"Kami akan dalami lebih lanjut terkait psikologis kejiwaan pelaku. Kasus ini mengundang duka mendalam bagi masyarakat sekitar dan menjadi peringatan bagi semua pihak untuk selalu peka terhadap kondisi psikologis individu di lingkungannya, terutama para ibu yang baru melahirkan," kata Kasi Humas Polres Labuhanbatu AKP Syafrudin, Senin (23/9/2024).

Syafrudin menyebut pelaku diduga tega menghabisi nyawa anaknya karena kecewa anaknya berjenis kelamin laki-laki. Padahal, pelaku menginginkan anak perempuan.

"Motif sementara yang berhasil digali oleh pihak kepolisian mengungkapkan bahwa pelaku kecewa, karena anak yang dilahirkannya adalah seorang laki-laki. Pelaku diakui sangat menginginkan seorang anak perempuan," ujarnya.

Perwira pertama polri itu menyebut peristiwa itu terjadi di Dusun III, Desa Bangun Rejo, Kecamatan Na IX-X, sekira pukul 09.30 WIB tadi. Menurut informasi yang diperoleh, kata Syafrudin, pelaku menggorok leher anaknya menggunakan kapak dan parang setelah selesai memandikannya.

"(Pelaku) dia kemudian mengambil parang dan kapak dari dapur, lalu dengan tega memotong leher anaknya hingga korban tewas seketika," ujarnya.

Warga yang mengetahui peristiwa itu lalu mendekati rumah pelaku. Saat itu, korban ditemukan sudah dalam keadaan tewas di atas tempat tidur. Syafrudin menyebut saat kejadian suami pelaku sedang di kebun.

"Warga menemukan korban sudah tak bernyawa di atas tempat tidur dengan luka robek di bagian leher. Barang bukti berupa satu buah kapak, satu parang, serta tilam bayi ditemukan di tempat kejadian," sebutnya.

Usai menerima laporan kejadian itu, pihak kepolisian langsung menuju lokasi. Lalu, petugas mengamankan pelaku ke Polres Labuhanbatu untuk proses pemeriksaan lebih lanjut, sementara jenazah korban dibawa ke RSUD Rantauprapat untuk autopsi.

"Kami langsung bergerak cepat setelah mendapat laporan dari warga dan pelaku juga telah kami amankan," kata Syafrudin.

Senin, 23 September 2024

Tragedi di Sukabumi: Kakak Kandung Diduga Terlibat Kasus Santet, Ati Dijahili dengan Tali

Tragedi di Sukabumi: Kakak Kandung Diduga Terlibat Kasus Santet, Ati Dijahili dengan Tali




Minggu pagi di Kampung Legok Loa, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, terjadi insiden mengejutkan yang membuat warga setempat berlarian. Ati Suhati (53) menjadi korban serangan tak terduga dari kakak kandungnya sendiri, yang berinisial S (72). Dalam kejadian yang berlangsung sekitar pukul 08.00 WIB itu, Ati ditarik dengan tali tambang hingga terjatuh dan diseret beberapa meter.

Ati, yang sudah bersiap untuk menghadiri pengajian mingguan, tidak menyangka bahwa hari itu akan berakhir dengan kekacauan. "Saya sudah rapi mengenakan jilbab dan cadar. Saat itu, saya sempat berpapasan dengan dia, namun merasa aneh karena sudah lama dia tidak suka pada saya," ungkap Ati saat menceritakan kembali peristiwa memilukan ini.

Tiba-tiba, saat hendak masuk angkot, tali yang disimpul laso itu menjerat lehernya dari belakang. "Hentakan itu membuat saya terjatuh, dan dia menarik saya sambil berjalan. Saya meronta-ronta, sementara beberapa warga melihat, tapi tidak berani melerai," jelasnya, masih terkejut dengan pengalaman itu. Sambil berteriak, pelaku menuduh Ati sebagai "dukun santet," yang semakin memperkeruh situasi.

Setelah kejadian tersebut, Ati memasang spanduk di rumahnya yang bertuliskan "Tukang Teluh - Gemong Teluh," sebagai bentuk protes dan pengungkapan keprihatinan. 

Kapolsek Palabuhanratu, Kompol Rony Haryanto, membenarkan insiden tersebut dan menyatakan bahwa pelaku sudah diamankan kurang dari satu jam setelah kejadian. "Kami masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Saat ini, informasi yang bisa kami peroleh masih terbatas," ungkapnya singkat.

Kasus ini menjadi perhatian publik, mengingat hubungan darah yang terputus akibat tuduhan tak berdasar. Kejadian ini mengingatkan kita semua akan bahaya prasangka dan pentingnya penanganan konflik secara bijaksana.

Minggu, 22 September 2024

Polresta Jambi Periksa 8 Pelaku Bullying yang Sundut Rokok ke Siswi SMP

Polresta Jambi Periksa 8 Pelaku Bullying yang Sundut Rokok ke Siswi SMP




Polisi menyelidiki pelaku perundungan atau bullying siswi SMP di Kota Jambi berinisial R alias N (14). N dipukuli, disiram air kemasan, hingga disundut rokok. Polisi menyebut ada 8 terduga pelaku dan saat ini dalam proses penyelidikan.

Wakasat Reskrim Polresta Jambi AKP Ilham Habibie mengatakan bahwa pada Jumat (20/9), pihaknya telah memeriksa kembali korban dan orang tuanya untuk mendalami keterangannya. Berdasarkan keterangan korban, ada 8 pelaku yang saat itu merundungnya.

"Yang melakukan kekerasan ada sekitar 8 orang. Terduga pelaku utamanya ialah A dan AN," kata Ilham, Jumat (20/9/2024).

Ilham mengatakan bahwa kejadian itu berawal dari saling ejek di media sosial antara korban dan terduga pelaku A. Kemudian, keduanya janjian bertemu di Lapangan CNS, Kelurahan Tanjung Sari, Kota Jambi.

"Awalnya saling ejek-ejekan di media sosial antara korban dengan pelaku inisial A terus janjian untuk berantem. Pas korban datang ke sana sudah banyak temannya," ujar Ilham.

"Jadi awalnya berantem dulu, mungkin yang satu ini tidak terima kekalahannya, terus temannya bantu. Sampe akhirnya ada yang menahan korban dari belakang seperti yang viral itu disundut rokok," sambungnya.

Ilham mengatakan pihaknya secepatnya akan memeriksa para remaja putri dalam video viral di media sosial sebelumnya, terutama A dan AN yang memukul dan menyundut korban.

"Besok atau lusa kita periksa terduga pelaku. Kita periksa semua sesuai peran-perannya, siapa yang mukul, siapa yang menyundut, siapa yang merekam nanti akan kena semua," jelasnya.

Dari kejadian itu, korban disundut rokok di bagian mulut, dahi, dan tangan. Sebanyak 8 luka sundutan rokok membekas di tubuhnya.

"Hasil visumnya sudah ada juga di kami," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, sebuah video aksi perundungan seorang siswi SMP di Kota Jambi viral di media sosial. Korban disundut rokok, dipukul, hingga disiram dengan minuman kemasan.

Dalam video yang beredar, terlihat ada 5 orang remaja putri termasuk korban dengan mengenakan pakaian berwarna hitam. Korban terlihat dijambak dan disekap oleh 4 orang temannya.

Satu orang remaja yang menjambak korban tampak memukul kepala korban. Sedangkan, satu orang remaja putri lainnya terlihat menyundut rokok ke arah wajah korban.

Setelah itu, dia juga menyiram minuman kemasan dari gelas plastik yang berada di sebelahnya. Mirisnya, dua orang remaja putri lainnya ikut merekam aksi perundungan itu.


Sabtu, 21 September 2024

Detik-detik Pembebasan Pilot Susi Air dari KKB: Polisi Menggunakan Helikopter

Detik-detik Pembebasan Pilot Susi Air dari KKB: Polisi Menggunakan Helikopter




Kepolisian berhasil membebaskan Kapten Philip Mark Hehrtens, pilot Susi Air, dari tangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dalam sebuah operasi yang penuh ketegangan. Pembebasan tersebut terjadi pagi tadi di Kampung Yuguru, Distrik Mebarok, Nduga, dan melibatkan strategi cermat dari aparat.


Penjemputan dengan Helikopter


Kepala Satgas Humas Operasi Damai Cartenz 2024, Kombes Bayu Suseno, menjelaskan bahwa Kapten Philip dijemput langsung menggunakan helikopter. "Kami jemput di daerah Yuguru, Kabupaten Nduga," ungkap Bayu, menekankan bahwa proses pengambilan berlangsung dengan lancar.


Kapten Philip dijaga oleh dua anggota KKB saat penjemputan. Namun, kedua anggota tersebut menyerahkan pilot kepada pihak kepolisian tanpa ada insiden yang mengganggu. "Semua berjalan dengan baik," tambahnya.


Pendekatan Soft Approach


Polisi menggunakan pendekatan soft approach dalam proses pembebasan ini, yang bertujuan untuk menghindari korban jiwa. Wakapolda Papua, Brigjen Faizal Ramadhani, menjelaskan bahwa mereka melibatkan tokoh agama, tokoh adat, dan keluarga dekat pemimpin KKB, Egianus Kogoya, dalam upaya negosiasi. "Pendekatan ini penting untuk meminimalkan risiko baik bagi aparat maupun masyarakat sipil, serta menjaga keselamatan pilot," ujar Faizal.


Proses Medis dan Kesiapan Konferensi Pers

Setelah pembebasan, Kapten Philip langsung dibawa ke ruangan khusus untuk mitigasi medis dan memastikan kondisi psikologisnya stabil. "Setelah proses mitigasi, kami akan melanjutkan dengan konferensi pers untuk memberikan informasi lebih lanjut kepada media," tambah Bayu, mengundang wartawan untuk hadir di posko Mako Brimob Batalyon B/Timika.

Operasi pembebasan Kapten Philip ini menjadi contoh efektif dari strategi negosiasi yang mampu menghindari kekerasan dan mempertahankan nyawa. Masyarakat berharap situasi di Papua semakin aman dan kondusif setelah peristiwa ini.

Jumat, 20 September 2024

Pengakuan Indra Perkosa-Bunuh Gadis Penjual Gorengan lalu Dikubur Telanjang

 Pengakuan Indra Perkosa-Bunuh Gadis Penjual Gorengan lalu Dikubur Telanjang



Polisi telah menangkap Indra Septiawan (26) tersangka yang membunuh dan memerkosa gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, Sumatera Barat, Nika Kurnia Sari (NKS). Begini pengakuan Indra kepada polisi.

"Pemeriksaan intensif masih kami lakukan. Pengakuannya masih berubah-ubah. Tapi yang bersangkutan sudah mengakui bahwa dia yang melakukan pembunuhan dan pemerkosaan," kata Kapolres Padang Pariaman, AKPB Ahmad Faisol Amir, Kamis (19/9/2024) malam.

Berdasarkan keterangan tersangka, pelaku melakukan perbuatan tersebut sendirian. Polisi tidak langsung percaya dengan pengakuan Indra dan akan terus melakukan pendalaman.

"Sementara pengakuannya satu orang. Tapi kami dalami terus. Malam ini kami langsung BAP dan dilakukan pemeriksaan kepada saksi-saksi yang sebelumnya juga diperiksa. Memadukan pengakuan saksi-saksi itu dengan tersangka," jelasnya.

Ia juga menegaskan masih mendalami motif maupun modus pelaku. "Besok akan bisa kami sampaikan (dalam rilis)," katanya lagi.

Pelaku sendiri sudah dicari selama 11 hari terakhir. Pelariannya berakhir setelah warga dan polisi menemukan dirinya saat bersembunyi di loteng sebuah rumah di Padang Kabau, Nagari Kayu Tanam. Rumah itu diketahui adalah rumah kosong yang ditinggal pemiliknya.

"Itu rumah kosong. Sedang tidak ada pemiliknya," kata Kapolres.

Gadis penjual gorengan itu ditemukan terkubur dalam kondisi telanjang atau tanpa busana. Polisi menduga Kurnia adalah korban pembunuhan dan pemerkosaan.

Melalui penyelidikan panjang, polisi menetapkan Indra sebagai tersangka pelaku. Indra adalah warga kampung Korong Pasa Surau, Juha Guguak, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, atau kampung tetangga korban dan disebut sebagai residivis yang pernah terjerat kasus pencabulan.


Kamis, 19 September 2024

Sadis! Kedua Mata Pria Ini Dicongkel saat Acara Vespa di Gunung Putri Bogor

Sadis! Kedua Mata Pria Ini Dicongkel saat Acara Vespa di Gunung Putri Bogor



Sadis. Seorang pria dicongkel kedua matanya, saat acara Vespa, di Gunung Putri, Bogor, pada 15 September 2024. 

Menurut keterangan akun X The Scariest Project @ScariestProject, peristiwa itu terjadi di Lapangan Bina Marga, Gunung Putri. 

"Seorang pria dicongkel kedua matanya, karena perselisihan saat event Vespa di Gunung Putri, Bogor," katanya, Rabu (18/9/2024). 

Ditambahkan, korban merupakan anggota LSM Garuda Pejuang Masyarakat Indonesia (GPMI), Icang Nasution. 

Ketua Umum GPMI, Vicky Setiawan mendesak, Polsek Gunung Putri segera mengusut tuntas dan menangkap pelaku. 

"Peristiwa bermula saat Icang dipaksa mengikuti acara Vespa. Tetapi setibanya di lokasi, dirinya menjadi korban pengeroyokan," jelasnya. 

Para pelaku, diketahui asal Cikarang, berinisial O, R, dan N. 

Sementara itu, menurut informasi yang terhimpun, diduga peristiwa itu terjadi karena masalah wanita. 

Dalam pesan berantai yang diterima, peristiwa berawal dari pelaku yang diduga membonceng mantan istri korban.

"Awalnya, si cewek ini kepalanya dibotolin hingga luka," bunyi pesan yang mengaku salah satu panitia kegiatan Vespa itu. 

Pelaku yang tidak terima melihat teman wanitanya diserang hingga terluka, lantas balik menyerang dan menganiaya korban. 

Dijelaskan, pelaku dan korban dalam keadaan mabuk minuman keras.

Hingga akhirnya, terjadilah peristiwa sadis itu. Dalam video yang beredar, tampak pelaku berlumuran darah mencongkel mata korban. 

Hingga kini, petugas kepolisian setempat masih belum memberikan keterangan resmi kepada media. 

Peristiwa sadis ini pun dengan cepat menyebar di media sosial dan sejumlah grup komunitas. 


Rabu, 18 September 2024

9 Orang Tewas Akibat Gedung 7 Lantai di Sierra Leone Ambruk

 9 Orang Tewas Akibat Gedung 7 Lantai di Sierra Leone Ambruk


Sebanyak 9 orang dilaporkan tewas akibat ambruknya sebuah gedung 7 lantai di Sierra Leone. Sejumlah orang terjebak di dalam reruntuhan gedung tersebut.

Rabu (18/9/2024), menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sierra Leone, gedung tersebut ambruk pada Senin (16/9) pukul 11.00 waktu setempat. Petugas bersama masyarakat sekitar langsung melakukan pencarian terhadap warga yang terjebak di bawah reruntuhan.

"Sejauh ini, kami telah menyelamatkan 16 orang termasuk seorang bayi berusia empat bulan, namun sayangnya sembilan orang dipastikan tewas dan dua orang dalam kondisi kritis," kata Wakil Presiden Sierra Leone Mohamed Juldeh Jalloh kepada wartawan di lokasi reruntuhan.

"Kami akan melanjutkan operasi penyelamatan dan pencarian. Rencana sedang dilakukan untuk mengerahkan lebih banyak mesin untuk menggali puing-puing guna mencari korban selamat," tambahnya.

Alimamy Kanu, seorang pengendara sepeda motor berusia 21 tahun yang rumahnya di sebelah gedung yang runtuh itu, kepada AFP mengatakan bahwa keluarganya telah kehilangan empat anak.

"Kami sangat sedih atas situasi yang tidak menguntungkan ini, nyawa anak-anak kami terputus akibat kecelakaan ini, satu-satunya rumah dan harta benda kami hancur total," ujarnya.

Sementara seorang saksi yang diwawancarai AFP mengatakan puluhan orang tinggal di gedung tersebut. Presiden Sierra Leone Julius Maada Bio memastikan pihaknya akan menyelidiki penyebab runtuhnya bangunan tersebut.

"Kami akan meluncurkan penyelidikan skala penuh terhadap bencana ini dan melakukan semua yang kami bisa untuk mencegah terulangnya tragedi serupa," tulis Maada di Twitternya.


Selasa, 17 September 2024

Adik Bunuh Kakak di Tatelu Minut Sulawesi Utara, Keluarga Tolak Autopsi

Adik Bunuh Kakak di Tatelu Minut Sulawesi Utara, Keluarga Tolak Autopsi



Kasus pembunuhan terjadi di Desa Tatelu, Dimembe, Minut, Sulawesi Utara, Senin (16/9/2024).

Pada kasus tersebut, adik membunuh kakaknya menggunakan parang.

Korban bernama Junifer Danes atau akrab disapa Ifer.

Sedangkan pelaku bernama Brando Danes.

Pelaku sudah diamankan dan diperiksa di Polres Minut.


Terlihat tangan pelaku diborgol.



Kanit Jatanras Polres Minut, Bripka Roman Taruna Dewa, mengatakan bahwa pelaku masih diperiksa.

"Pelaku masih sementara diperiksa, jadi belum bisa memberikan keterangan lebih. Kemudian anggota masih akan meminta keterangan saksi-saksi," ucap Roman.


Pihaknya meminta keluarga agar korban diautopsi sebagai tindak lanjut penyelidikan, namun keluarga menolak.

"Saat kejadian korban dibawa ke Rumah Sakit Maria Walanda Maramis," sebutnya.

Identitas Pelaku dan Korban Pembunuhan di Minut Sulawesi Utara, Sang Kakak Meninggal Dunia

Terjadi kasus pembunuhan di Jaga 4 Desa Tatelu, Dimembe, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Senin (16/9/2024).


Pelaku merupakan adik kandung korban.

Camat Dimembe, Ansye Dengah, saat dihubungi mengatakan peristiwa terjadi pukul 01.40 Wita.

 "Korban meninggal bernama Ifer Danes (32)," katanya.

Pelaku pembunuhan di Desa Tatelu, Kecamatan Dimembe, berhasil ditangkap Polres Minut, Sulawesi Utara, tak sampai 24 jam.

Keduanya merupakan warga Jaga 5 Desa Tatelu, Dimembe.


"Pelaku adiknya, Brando Danes (27)," tutup Ansye.

Pelaku saat ini sudah ditangkap dan sedang diperiksa di Polres Minut.(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.


Senin, 16 September 2024

Fakta Terbaru Kasus Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan: Polisi Tetapkan Tersangka, Residivis 2 Kali Masuk Penjara

Fakta Terbaru Kasus Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan: Polisi Tetapkan Tersangka, Residivis 2 Kali Masuk Penjara


Kasus pembunuhan gadis penjual gorengan Nia Kurnia Sari (18) di Padang Pariaman, Sumatera Barat menemui titik terang.  

Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor (Polres) Padang Pariaman Iptu AA Reggy mengatakan, pihaknya telah menetapkan tersangka dalam kasus tersebut. 

"Berdasarkan fakta, barang bukti, dan keterangan saksi, kami telah menetapkan tersangka dalam kasus ini dengan inisial IS," kata Reggy. 

Saat ini, pelaku masih menjadi buron. Kapolres Padang Pariaman AKBP Ahmad Faisol Amir mengaku pihaknya telah menyisir sejumlah lokasi yang dicurigai menjadi tempat pelarian tersangka. Kendati tersangka belum ditemukan, polisi menemukan sejumlah barang bukti. Salah satunya adalah tas milik terduga pelaku.

Polisi tetapkan tersangka Sebelumnya, IS dicurigai sebagai tersangka pembunuhan Nia Kurnia Sari karena sempat terlihat membuntuti korban pada hari kejadian, Jumat (6/9/2024). 

IS juga diketahui sering lewat di depan rumah korban. 

Koordinator Tagana Padang Pariaman Donald Debra mengatakan, berdasarkan keterangan tiga rekannya, IS sempat membuntuti korban saat korban berjalan menuju ke arah rumahnya. 

Setelah jenazah korban ditemukan, gelagat IS pun tidak wajar. Ia tiba-tiba menghilang setelah kasus jenazah Nia terungkap.

IS ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan fakta, bukti, dan keterangan saksi yang mengerucut ke namanya. Salah satunya tas milik tersangka yag ditemukan kepolisian, ”Itu yang membuat yakin tas tersebut milik pelaku karena ada KTP ayahnya (di dalam tas),” ujar Reggy


Petani di Kupang Ditemukan Tewas Terbungkus Daun Pisang



Seorang petani di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, NTT, Bastian Sakol, ditemukan tewas di bawah pohon kelapa. Saat ditemukan, kondisinya penuh luka di kepala dan terbungkus daun pisang.

"Korban ditemukan tewas dalam kondisi terbungkus daun pisang dengan luka robek di bagian kepalanya," ungkap Kasat Reskrim Polres Kupang, Iptu Yeni Setiono, Minggu (15/9/2024).

Mayat Bastian ditemukan kemarin petang di kebun di Desa Air Mata. Penemuan itu bermula saat warga bernama Melianus pergi ke kandang ayamnya untuk bersantai. Namun, dari kejauhan, Melianus melihat seorang pria berinisial AM sedang membopong jasad Bastian dalam kondisi berdarah.

AM kemudian meletakan jasad pria berusia 68 tahun itu di bawah pohon kelapa dan menutup tubuhnya dengan daun pisang. AM pun langsungmeninggalkan lokasi kejadian.

Kejadian itu, langsung dilaporkan oleh Melianus ke Polsek Kupang Tengah. Polisi langsung menuju lokasi kejadian untuk olah tempat kejadian perkara (TKP).

Saat itu, Bastian ditemukan dalam posisi tertidur miring ke kiri, tak bernyawa dan mengalami luka robek pada bagian kepala. Di sekitar TKP banyak bercak darah.

"Saat ini, jenazah korban kami sudah membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu untuk diautopsi guna mengetahui penyebab kematiannya," jelas mantan Kasat Narkoba Polres TTU itu.

Yeni mengaku polisi tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mendalami motif di balik kejadian nahas itu. Polisi juga masih menyelidik terduga pelakunya.

"Kami belum memastikan terduga pelaku karena kasusnya sedang dalam tahap penyelidikan," tandas Yeni.

Informasi yang dihimpun detikBali, Bastian tewas dianiaya oleh AM. AM diduga merupakan seorang ODGJ asal Kabupaten Alor yang sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Naimata, Kota Kupang. Namun, AM diduga kabur dari RSJ Naimata.

detikBali berupaya mengonfimasi Direktur RSJ Naimata, Aletha Pian, namun panggilan melalui WhatsApp ditolak berulang kali. Pesan yang ditujukan kepadanya juga tak dibalas.


Sabtu, 14 September 2024

Mayat Wanita Kemeja Pink Dibuang di Pacet Mojokerto Diduga Dirampok

Mayat Wanita Kemeja Pink Dibuang di Pacet Mojokerto Diduga Dirampok


Tidak hanya dibunuh, wanita berkemeja pink yang mayatnya diduga dibuang di hutan pinggir jalur Mojokerto-Kota Batu juga dirampok. Polisi mengungkapkan bahwa mobil, dompet, hingga ponsel milik korban tidak berhasil ditemukan.

Mayat wanita berkemeja pink itu diketahui adalah Anyk Mariyanni (36), warga Dusun Banjarjo, Desa Besuk, Gurah, Kabupaten Kediri. Korban keluar rumah sejak Kamis (12/9) sekitar pukul 18.00 WIB atau setelah Magrib.

Ibu 3 anak ini pergi sendirian mengendarai mobil Suzuki Baleno, membawa ponsel pintar dan dompet. Namun saat mayatnya ditemukan, mobil, ponsel maupun dompet korban sudah raib. Hanya pakaian dan 1 liontin kalung emas mata biru yang melekat pada mayat tersebut.

"Tidak ada kami temukan di TKP (lokasi penemuan mayat). Kemungkinan besar dibawa oleh terduga pelaku," terang Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Nova Indra Pratama, Sabtu (14/9/2024).

Nova juga membenarkan bahwa Anyk meninggalkan rumah pada Kamis (12/9) selepas salat Magrib. Pihaknya masih menyelidiki tujuan kepergian korban sekaligus siapa orang yang ditemui korban.

"Belum ada (yang tahu tujuan kepergian Anyk), masih kami dalami ke orang-orang rumah (keluarga Anyk)," jelasnya.

Mayat Anyk pertama kali ditemukan personel Tahura R Soerjo, Suyitno pada Jumat (13/9) sekitar pukul 08.54 WIB. Saat itu, ia patroli rutin, lalu berhenti di lokasi sambil memotret burung. Yaitu di jalur Mojokerto-Kota Batu, tepatnya di Dusun Sendi, Desa/Kecamatan Pacet, Mojokerto.

Polisi memastikan hutan ini hanya menjadi tempat pelaku membuang mayat korban. Kondisi mayat tergeletak di hutan pinggir jalan. Korban memakai kemeja lengan panjang warna pink, celana panjang warna hitam, serta jilbab warna putih kombinasi biru dan pink dengan motif bunga.

Jenazah wanita cantik itu telah diautopsi di RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong, Sidoarjo. Hasilnya, Anyk dipastikan tewas karena mati lemas atau kekurangan oksigen. Polisi masih menyelidiki penyebab korban mati lemas karena dibekap atau dicekik oleh pelaku.


Jumat, 13 September 2024

Motif Asmara di Balik Pria Terbungkus Seprai di Lampung Dibunuh Pasutri

Motif Asmara di Balik Pria Terbungkus Seprai di Lampung Dibunuh Pasutri





Wawan Setiawan (25) tewas dibunuh pasangan suami istri Ardi Kurniawan (24) dan Novi Dwi Ramadanti (21) serta rekannya, Ricky alias Rocker (DPO), di sungai di bawah jembatan Desa Way Layap, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Polisi menyebut pembunuhan ini dilatari motif asmara.

Jumat (13/9/2024), Kasatreskrim Polres Pesawaran Iptu Devrat Aolia Afrat mengatakan pihaknya telah memeriksa para tersangka. Devrat menyebut tersangka Ardi Kurniawan mengetahui bahwa istrinya berselingkuh dengan korban.

"Dari hasil pemeriksaan para tersangka pembunuhan ini dilatar belakangi karena masalah asmara. AK mengetahui istrinya NDR ini selingkuh dengan korban,"

Ardi yang mengetahui itu langsung marah dan cemburu. Saat diperiksa, kata Devrat, Ardi mengakui saat itu meminta istrinya menjebak Wawan dengan meminta datang ke rumah kontrakannya.

"Pelaku ini marah dan cemburu, kemudian di hari itu AK meminta istrinya untuk menjebak korban dengan meminta korban datang ke rumah kontrakannya. Memang sudah merencanakan pembunuhan tersebut," lanjut Devrat.

Setelah itu, katanya, Ardi Kurniawan meminta bantuan rekannya bernama Ricky (DPO) untuk menghabisi nyawa Wawan. Saat ini, lanjut Devrat, pihaknya masih mengejar Ricky alias Rocker.

"Setelah itu terjadi lah peristiwa pembunuhan itu yang dilakukan AK dan R," jelasnya.

Sebelumnya, warga Desa Way Layap, Kabupaten Pesawaran dihebohkan dengan penemuan sesosok jasad tanpa identitas di aliran sungai di bawah jembatan. Mayat tersebut terbungkus kain seprai berwarna merah. Pada tubuh korban bernama Wawan ini ditemukan sejumlah luka hantaman benda tumpul.

Setelah serangkaian penyelidikan, polisi berhasil mengantongi identitas dua pelaku yang ternyata merupakan suami istri. Keduanya atas nama Ardi Kurniawan dan Novi Dwi Ramadanti ditangkap di Yogyakarta.


Kamis, 12 September 2024

Bejat! Pria di Lubuklinggau Perkosa Anak Angkat saat Istri Tidur-Pergi

Bejat! Pria di Lubuklinggau Perkosa Anak Angkat saat Istri Tidur-Pergi




Pria berinisial DI (45) memperkosa anak angkatnya yang berumur 12 tahun di Lubuklinggau, Sumatera Selatan (Sumsel). Pelaku telah melakukan aksi bejatnya sembilan kali sejak Mei 2024.

Perilaku bejat pertama pelaku terjadi pada Mei 2024 saat istri pelaku atau ibu korban baru pulang dari daerah Curup, setelah melayat orang tua yang meninggal. Pemerkosaan itu terjadi di kamar korban pada pukul 02.00 WIB, saat itu korban bangun dan berniat pergi ke kamar mandi namun dipaksa berhubungan badan oleh pelaku.

"Tapi korban menolak dengan cara mendorong tubuh tersangka serta mencoba berteriak namun dibekap oleh tersangka. Sedangkan ibu korban tidak mendengar lantaran ia sedang tidur serta kecapekan karena baru pulang dari Curup," kata Kasat Reskrim Polres Lubuklinggau, AKP Hendrawan, Kamis (12/9/2024).

Agar korban tak mengadu kepada ibunya, pelaku mengancam dan mencubit korban. Pelaku pun menyampaikan akan membelikan HP untuk korban asal tak mengadu.

Usai kejadian itu, korban mengalami sakit dan perih saat buang air kecil. Hendrawan mengatakan pelaku juga memperkosa korban saat istrinya tertidur.

Kejadian tersebut terjadi terakhir kali pada Minggu (25/8) sekitar pukul 08.00 WIB. Saat itu, ibu korban pergi bekerja dengan membawa adik korban. Sehingga, hanya ada korban dengan tersangka korban di rumah tersebut.

Usai ibu korban akhirnya mengetahui kejadian pemerkosaan tersebut. Dia pun langsung melaporkan ke Polres Lubuklinggau dan tersangka langsung diamankan di rumah tanpa perlawanan pada Rabu (11/9).

Rabu, 11 September 2024

Diduga Meninggal Tak Wajar, Makam Siswa SMAN 3 Taruna Madiun Dibongkar

Diduga Meninggal Tak Wajar, Makam Siswa SMAN 3 Taruna Madiun Dibongkar




Polisi melakukan ekshumasi atau pembongkaran makam GPN (16) di Dusun Alas Pecah, Desa/Kecamatan Geneng, Ngawi. Almarhum merupakan siswa SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun.

"Betul kita sedang pembongkaran makam almarhum atas permintaan pihak keluarga," ujar Kasat Reskrim Polres Madiun Kota AKP Sujarno kepada wartawan Rabu (11/9/2024).

Proses ekshumasi, kata Sujarno, untuk memenuhi permintaan pihak keluarga yang curiga dengan kematian tak wajar. "Pihak keluarga yang menduga boleh tapi kita masih lakukan pengecekan," kata Sujarno.

Sujatno menambahkan dalam ekshumasi ini, pihaknya melibatkan tim forensik Polda Jatim serta pengamanan dari Polres Ngawi. Saat ini, Satreskrim Polres Madiun Kota masih menunggu hasil tim forensik.

"Kita tetap menunggu hasil tim forensik Polda Jatim," tandas Sujarno.

Sementara itu, Bagus Handono (47) orang tua GPN membenarkan pembongkaran makam anaknya memang permintaan pihaknya, ini untuk mengetahui penyebab kematian dan mencari keadilan.

"Saya hanya ingin minta keadilan dengan adanya ekshumasi ini. Mungkin ada dugaan kekerasan dilakukan senior," tandas Handoko.


Selasa, 10 September 2024

Aksi Pencurian ala 'Spider-Man' di Medan Berakhir dengan Tembakan Polisi

Aksi Pencurian ala 'Spider-Man' di Medan Berakhir dengan Tembakan Polisi




Sebuah kejadian mencengangkan terjadi di Kota Medan, Sumatera Utara, ketika Kamaludin (33) melakukan pencurian dengan cara merayap ke rumah korban seperti tokoh fiksi 'Spider-Man'. Namun, aksinya berakhir dengan tembakan polisi setelah pelaku mencoba melarikan diri.


Pencurian dengan Gaya Aksi Pahlawan Super


Kejadian ini berlangsung pada Selasa, 3 September 2024, sekitar pukul 04.00 WIB, di Jalan Balai Desa, Kecamatan Medan Amplas. Kamaludin, yang dikenal dengan aksinya yang tidak biasa, berhasil mencuri sebuah laptop dan dua handphone, yaitu iPhone dan Oppo, dari rumah korban. 

Menurut keterangan Kanit Reskrim Polsek Patumbak, Iptu MY Dabutar, pelaku memulai aksinya sekitar pukul 02.00 WIB. Saat itu, korban menempatkan laptop di kamar lantai dua dan turun untuk mengecas handphone-nya serta milik adiknya di ruang tamu lantai satu. Setelah itu, korban pergi tidur. 

Sekitar pukul 05.00 WIB, korban terbangun dan mendapati handphone serta laptopnya sudah hilang. Korban segera melapor ke Polsek Patumbak dan tim kepolisian melakukan penyelidikan.


Penangkapan dan Upaya Pelarian


Setelah menerima laporan, polisi berhasil menangkap Kamaludin pada Sabtu, 7 September 2024, di sebuah warung di Jalan Balai Desa. Berdasarkan pengakuannya, Kamaludin mengaku merayap melalui dinding rumah korban untuk memasuki rumah melalui pintu lantai dua yang tidak terkunci. 


Pelaku kemudian menjual barang curiannya di daerah Jermal seharga Rp 1,2 juta, dan uang tersebut digunakannya untuk membeli pakaian dan berfoya-foya. 

Saat proses pengembangan ke lokasi penjualan barang curian, Kamaludin mencoba melarikan diri. Polisi memberikan tembakan peringatan, namun tidak diindahkan pelaku. Akibatnya, polisi terpaksa menembak kaki kiri Kamaludin untuk menghentikan pelariannya.


Penanganan Medis dan Imbauan


Kamaludin kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Polda Sumut untuk mendapatkan perawatan medis atas luka tembaknya. Polisi terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap lebih lanjut tentang penadah barang curian.

Kasus ini menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan dan keamanan di rumah serta tindakan tegas dari pihak berwenang dalam menangani pelaku kejahatan. Masyarakat diimbau untuk selalu menjaga keamanan dan melaporkan segala tindakan mencurigakan agar kejadian serupa bisa dihindari di masa depan.

Senin, 09 September 2024

Kegemparan di Brebes: Mayat Wanita Terapung di Sungai Membuat Heboh Warga

Kegemparan di Brebes: Mayat Wanita Terapung di Sungai Membuat Heboh Warga




Warga Dusun Poncol, Desa Kedungbokor, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dihebohkan oleh penemuan mayat wanita yang mengapung di Sungai Rambatan pada Minggu, 8 September 2024. Penemuan mengejutkan ini bermula saat tiga orang pemancing yang sedang menikmati aktivitas mereka di pinggiran sungai terkejut melihat objek besar mirip boneka mengapung di permukaan air.

Kejadian ini terjadi sekitar siang hari ketika para pemancing yang penasaran mendekati objek tersebut. Mereka segera menyadari bahwa benda yang awalnya mereka kira boneka adalah sesosok mayat wanita yang mengenakan daster berwarna merah. Penemuan ini langsung memicu kepanikan dan kepedulian dari warga setempat.

Melihat situasi yang mengerikan, warga segera melaporkan penemuan tersebut ke Polsek Larangan. Petugas kepolisian yang tiba di lokasi melakukan evakuasi terhadap jenazah wanita tersebut dan membawanya ke kamar jenazah RSUD Brebes untuk pemeriksaan lebih lanjut. Tim medis yang memeriksa jasad tersebut menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda luka akibat benda tumpul atau tajam, dan menyimpulkan bahwa penyebab kematian murni akibat tenggelam.

Kapolsek Larangan, AKP Yusuf, melalui Kanit Reskrim Ipda Yadi Suryadi, mengonfirmasi peristiwa ini dan menegaskan bahwa pihaknya sudah melakukan langkah-langkah awal, termasuk meminta keterangan dari saksi dan mengumpulkan informasi terkait identitas korban. Yadi menyampaikan, “Kami telah mengamankan jenazah dan melakukan pemeriksaan. Hingga saat ini, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Kematian korban dipastikan akibat tenggelam.”

Saat ini, identitas wanita dalam daster merah tersebut masih belum diketahui. Pihak kepolisian meminta bantuan warga yang mungkin merasa kehilangan anggota keluarga untuk melapor atau mengecek langsung ke RSUD Brebes. Penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan untuk mengungkap lebih banyak informasi mengenai latar belakang dan identitas korban.

Peristiwa ini tentunya menyisakan duka dan keprihatinan mendalam di tengah masyarakat Kedungbokor. Sementara itu, proses identifikasi dan investigasi masih berlangsung untuk memastikan semua detail terkait kejadian ini.

Minggu, 08 September 2024

Terkuaknya Kasus Pembunuhan Siswi SMK Bitung Berkat Temuan Sperma Pelaku

Terkuaknya Kasus Pembunuhan Siswi SMK Bitung Berkat Temuan Sperma Pelaku


Kasus kematian siswi SMK 1 Bitung, Sulut, Mutia (18), yang ditemukan tewas di kamar kosnya pada pertengahan Agustus 2024 akhirnya terpecahkan. Mutia ternyata dibunuh dan diperkosa oleh tetangga kosnya, Akri (20).

Korban ditemukan meninggal di kamar kosnya di Kelurahan Manembo-Nembo Atas, Kecamatan Matuari, pada Senin (19/8). Polisi yang tiba di lokasi menemukan berbagai petunjuk, termasuk tanda-tanda kekerasan seperti gigitan di pipi dan tulang leher yang retak, yang mengarah pada kesimpulan bahwa Mutia adalah korban pembunuhan.

"Pada saat olah TKP, kami mendapati banyak tanda kekerasan, sehingga kami menyimpulkan bahwa kematian korban tidak wajar," ujar Kapolres Bitung AKBP Albert Zai dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/9).

Selain tanda kekerasan, polisi juga menemukan sperma di tubuh korban yang bukan milik Mutia. Hasil autopsi mengonfirmasi keberadaan sperma dalam vagina korban, yang diduga milik pelaku.

Petunjuk lain yang ditemukan adalah plafon kamar kos korban yang jebol, menunjukkan kemungkinan pelaku masuk melalui atap. Berdasarkan bukti ini, Akri menjadi tersangka utama.

Polisi kemudian memperkuat bukti dengan mencocokkan DNA sperma yang ditemukan di tubuh korban dengan sampel darah di kamar Akri, yang hasilnya identik. Setelah memastikan bukti yang kuat, polisi menangkap Akri di kamar kosnya pada Rabu (4/9), saat pelaku sedang mempersiapkan pelarian.

"Ketika kami datang untuk menangkapnya dan mencari handphone korban, pelaku sudah siap untuk melarikan diri," tambah Albert.

Sabtu, 07 September 2024

Heboh Video Perundungan Siswi di Sekayu: Klarifikasi dari Diknasbud Muba dan Sekolah

Heboh Video Perundungan Siswi di Sekayu: Klarifikasi dari Diknasbud Muba dan Sekolah




Sebuah video yang menunjukkan aksi perundungan terhadap seorang siswi di SMP Negeri Sekayu telah viral di media sosial dalam beberapa hari terakhir. Video berdurasi 3 menit 33 detik tersebut menampilkan sekelompok siswa yang tampak mengintimidasi seorang siswi yang sedang duduk di lantai kelas.

Dalam video tersebut, terlihat seorang siswi berseragam Pramuka yang didorong kepalanya oleh beberapa siswa lainnya. Selain serangan fisik, para pelaku juga mengeluarkan kata-kata kasar. Pada akhir video, siswi berseragam Pramuka tersebut disiram air di wajah oleh seorang siswi yang mengenakan seragam olahraga hijau bertuliskan SMP Negeri 5 Sekayu.

Kejadian ini memicu kemarahan dan keprihatinan dari masyarakat, khususnya orang tua dan komunitas pendidikan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muba, Iskandar Syahrianto, mengonfirmasi bahwa pihaknya segera melakukan klarifikasi terkait video tersebut dengan menghubungi Kepala Sekolah SMP Negeri Sekayu. "Kami sedang memverifikasi kebenaran video yang beredar," ujar Iskandar pada Kamis malam, 5 September 2024.

Iskandar menambahkan bahwa video tersebut terkait dengan pelaksanaan mata pelajaran P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan merumuskan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah, Nazarul, menjelaskan bahwa video tersebut sebenarnya merupakan bagian dari pembuatan materi pembelajaran P5 dengan tema "Bangunlah Jiwa dan Raganya" dan topik "Stop Bullying." Nazarul meminta maaf atas kesalahpahaman yang mungkin timbul akibat video tersebut. "Kami dari keluarga besar SMP Negeri 5 Sekayu mohon maaf jika video ini menimbulkan kesalahpahaman," katanya.

Jumat, 06 September 2024

Pria Lansia Ditemukan Tewas Membusuk di Rumahnya di Perumnas Mandala

Pria Lansia Ditemukan Tewas Membusuk di Rumahnya di Perumnas Mandala



Pada Rabu, 4 September 2024, seorang pria lansia bernama Syaipul Bahri, berusia 70 tahun, ditemukan tewas dalam kondisi membusuk di rumahnya yang terletak di Jalan Gagak Raya Perumnas Mandala No. 42, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang. Penemuan tersebut menggemparkan warga setempat dan mengundang tim Inafis Polrestabes Medan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta identifikasi.


Kronologi Penemuan



Syahrida Siregar, keponakan korban yang berusia 45 tahun dan tinggal di Pinguin Raya II Perumnas Mandala, adalah orang pertama yang menemukan mayat Syaipul. Syahrida datang untuk memeriksa kondisi kesehatan pamannya, yang baru saja menjalani operasi hernia. Setibanya di lokasi, Syahrida mendapati pintu pagar rumah dalam keadaan tertutup dan digembok. Setelah beberapa kali memanggil tanpa mendapatkan jawaban, ia curiga dan kembali pulang untuk mengambil kunci cadangan.

Sekembalinya ke rumah korban, Syahrida membuka pintu dan disambut dengan bau busuk. Ia kemudian menemukan tubuh Syaipul terlentang di lantai rumah. Syahrida segera melaporkan penemuan tersebut kepada keluarga, Kepala Lingkungan (Kepling), dan selanjutnya kepada Polsek Medan Tembung.


Respon Pihak Berwenang


Kanit Reskrim Polsek Medan Tembung, AKP Japri Simamora, bersama timnya tiba di lokasi untuk melakukan pemeriksaan bersama pihak keluarga dan Kepling setempat. Polisi kemudian menghubungi Tim Inafis Polrestabes Medan, yang melakukan olah TKP dan identifikasi. 

Menurut AKP Japri Simamora, berdasarkan keterangan dari keponakan korban dan pemeriksaan luar oleh Tim Inafis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh Syaipul. Korban diketahui menderita kolesterol tinggi dan baru-baru ini menjalani operasi hernia. Pihak keluarga memilih untuk tidak melakukan otopsi dan sudah membuat surat pernyataan terkait hal tersebut.


Pernyataan Lurah Setempat


Lurah Kenangan, Hakim Nasution, menambahkan bahwa Syaipul selama ini tinggal sendirian di rumahnya dan belum menikah. Warga setempat menduga korban telah meninggal dunia sekitar tiga hingga empat hari sebelum ditemukan. 

Jenazah Syaipul Bahri telah dibawa ke rumah keluarga untuk disemayamkan dan direncanakan akan dimakamkan sesuai dengan keinginan pihak keluarga. Penemuan ini menjadi perhatian serius dan menunjukkan pentingnya perhatian terhadap kesehatan lansia yang tinggal sendirian.

Kamis, 05 September 2024

Pekerja Kebun Sawit Diterkam Harimau di Siak: Luka Serius dan Peringatan untuk Warga

 Pekerja Kebun Sawit Diterkam Harimau di Siak: Luka Serius dan Peringatan untuk Warga



Seorang pekerja kebun sawit, Jonheri (40), yang berdomisili di Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, mengalami serangan brutal dari seekor harimau Sumatera pada Rabu (4/8/2024). Peristiwa tragis ini terjadi saat Jonheri sedang beristirahat makan siang di perbatasan sungai rawa dengan Buton.

Menurut saksi mata, Hamid, Jonheri dan dirinya sempat melihat harimau dari kejauhan sekitar pukul 12.00 WIB. Mereka beranggapan bahwa harimau tersebut telah pergi dan melanjutkan aktivitas di kebun. Namun, ketika Hamid berniat melaksanakan salat Dzuhur, ia mendengar teriakan Jonheri yang berada tidak jauh darinya.

Hamid segera berlari menuju lokasi dan menemukan bahwa Jonheri telah diterkam oleh harimau. Dengan keberanian dan bantuan dari pekerja lain, mereka berhasil menghalau harimau tersebut dan menyelamatkan Jonheri.

Kapolres Siak, AKBP Asep Sujarwadi, melalui Kapolsek Sungai Apit, AKP Rinaldi, mengonfirmasi kejadian ini dan melaporkan bahwa Jonheri sedang dirawat di Puskesmas Rawa Mekar Jaya karena luka serius di kepala, tengkuk, dan tangan. 

Kapolres Asep Sujarwadi mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi aktivitas di luar rumah guna menghindari insiden serupa di masa depan. Insiden ini menambah daftar panjang konflik antara manusia dan harimau Sumatera di wilayah tersebut. Sebelumnya, pada 16 Juli 2024, seorang pria di Kampung Penyegat, Kecamatan Sungai Apit, juga menjadi korban serangan harimau yang berakibat fatal, dengan kondisi tubuh korban yang mengenaskan.

Kejadian ini menegaskan perlunya tindakan pencegahan dan kesadaran tinggi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar habitat harimau Sumatera.

Rabu, 04 September 2024

Kejadian Tragis di Gunungwungkal: Ibu Muda Ditusuk oleh Tetangga Sendiri, Pelaku Coba Bunuh Diri

Kejadian Tragis di Gunungwungkal: Ibu Muda Ditusuk oleh Tetangga Sendiri, Pelaku Coba Bunuh Diri



Seorang ibu muda berinisial SU (24) di Desa Jepalo, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengalami nasib tragis setelah ditusuk oleh tetangganya sendiri, yang berinisial S (32), pada Selasa, 3 September 2024. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 07.20 WIB dan diduga dipicu oleh masalah asmara.

Camat Gunungwungkal, Febes Mulyono, mengungkapkan bahwa korban sedang berada di dalam rumah saat pelaku mendatangi dan melakukan penusukan. "Setelah penusukan, korban segera dilarikan ke RS KSH Tayu. Saya mendapatkan informasi dari Carik bahwa masalah asmara adalah pemicunya," kata Febes.

Setelah menyerang SU, pelaku S mencoba bunuh diri dengan melukai dirinya sendiri. Beruntung, nyawanya berhasil diselamatkan meski ia mengalami luka-luka. "Pelaku melukai dirinya setelah penusukan, tetapi usahanya untuk bunuh diri gagal," lanjut Febes.

Warga Desa Jepalo menjadi heboh setelah mendengar teriakan korban yang meminta pertolongan. Mereka segera menuju lokasi kejadian untuk memberikan bantuan kepada korban dan pelaku. Keduanya kemudian dibawa ke RS Keluarga Sehat Hospitals (KSH) Tayu untuk perawatan medis.

Informasi awal menunjukkan bahwa korban dan pelaku pernah memiliki hubungan asmara di masa lalu. SU kini telah menikah dengan pria lain dan memiliki anak. "Pelaku adalah mantan pacar korban, yang kini sudah berkeluarga," tambah Febes.

Kasat Reskrim Polresta Pati, Kompol M Alfan Armin, mengonfirmasi kejadian tersebut dan menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung. Tim inafis yang dipimpin oleh Wakil Kasat Reskrim sedang melakukan olah TKP di rumah korban. "Penyelidikan masih berlanjut, dan kedua pihak masih dirawat di rumah sakit," ujar Kompol M Alfan.

Selasa, 03 September 2024

Motif Kekerasan Ayah di Basel: Uang Hilang Jadi Pemicu Penganiayaan Terhadap Istri Siri dan Anak Kandung

Motif Kekerasan Ayah di Basel: Uang Hilang Jadi Pemicu Penganiayaan Terhadap Istri Siri dan Anak Kandung



Kiki alias OI (37) telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menimpa istri siri berinisial ID (35) dan anak kandungnya, NT (17), di Bangka Selatan (Basel). Kasus ini terungkap setelah Kiki diduga melakukan penganiayaan yang berujung pada kematian anaknya pada Sabtu (31/9/2024).

Kapolda Bangka Belitung, Kombes Jojo Sutarjo, menjelaskan bahwa motif di balik tindakan kekerasan ini adalah masalah uang yang hilang di rumah. Kiki merasa sering kehilangan uang dan menganggap istri sirinya bertanggung jawab. "Kiki menanyakan perihal uang yang hilang kepada istri sirinya sambil melakukan kekerasan terhadap keduanya," ungkap Jojo saat dikonfirmasi oleh detikSumbagsel pada Senin (2/9/2024).

Menurut informasi, Kiki menganiaya istri siri dan anaknya setelah merasa uang yang hilang berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 500.000. Akibat penganiayaan ini, anak Kiki harus dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia.

Kasus ini mencakup dua laporan polisi. Laporan pertama diajukan oleh istri siri Kiki, ID, pada Kamis (26/9), sementara laporan kedua berasal dari mantan istri Kiki, Evi, yang melaporkan kekerasan terhadap anak mereka yang menyebabkan kematian.

Polres Bangka Selatan segera merespons laporan ini dengan menangkap Kiki di rumahnya di Jalan Air Lingga, Kelurahan Teladan, Kecamatan Toboali. Saat ini, Kiki telah ditetapkan sebagai tersangka untuk kasus kekerasan terhadap istri siri, sementara kasus penganiayaan yang mengakibatkan kematian anaknya masih dalam penyelidikan.

"Proses penyelidikan terus berlanjut, termasuk pemeriksaan saksi dan menunggu hasil visum untuk mendalami kasus ini lebih lanjut," tambah Jojo. Polisi berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan bagi korban.

Senin, 02 September 2024

"Dua Pria Menjamret Kalung Emas di Medan, Polisi Tangkap Kedua Pelaku"

 "Dua Pria Menjamret Kalung Emas di Medan, Polisi Tangkap Kedua Pelaku"



Dua pria di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), menjambret kalung emas seorang warga dan kemudian pihak kepolisian menangkap mereka. Kanit Reskrim Polsek Medan Area, Iptu Poltak Tambunan, melaporkan bahwa peristiwa tersebut terjadi di Jalan Asia, Kecamatan Medan Area, pada Sabtu (31/8/2024) pagi. Pelaku yang ditangkap adalah Ari Akbar (31) dan Boyke Ardila Nasution (31).

"Seorang pelaku merampas kalung emas seberat 10 gram dari leher korban," kata Poltak pada Minggu (1/9).

Poltak menjelaskan bahwa kejadian bermula saat korban Agustian (41) berdiri di Jalan Asia, tepatnya di simpang Jalan Suasa. Tiba-tiba, kedua pelaku yang mengendarai sepeda motor langsung merampas kalung emas dari leher korban.

"Dua pria yang menggunakan sepeda motor Satria FU menarik kalung dari leher korban," ujarnya.

Warga menangkap pelaku Ari Akbar di tempat kejadian, sementara pelaku Boyke berhasil melarikan diri. Setelah penangkapan Ari, pihak kepolisian menyelidiki keberadaan Boyke dan akhirnya menangkapnya pada hari yang sama di Jalan Brigjend Katamso.

"Petugas menemukan pelaku Boyke yang sedang tidur di rumah kakaknya dan langsung membawanya ke Polsek Medan Area untuk proses lebih lanjut," pungkasnya.