Kamis, 31 Oktober 2024

Tragedi Keluarga: Adik Bakar Kakak Saat Salat, Korban Tewas Setelah Lima Hari Berjuang di Rumah Sakit

Tragedi Keluarga: Adik Bakar Kakak Saat Salat, Korban Tewas Setelah Lima Hari Berjuang di Rumah Sakit



Sebuah tragedi yang memilukan terjadi di Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, ketika seorang perempuan bernama Yayuk (35) tewas akibat dibakar oleh adik kandungnya, Ruliyanto (28), saat sedang melaksanakan salat. Insiden mencengangkan ini menyoroti sisi gelap konflik keluarga yang berujung pada aksi kekerasan yang tak terbayangkan.

Peristiwa tragis ini terjadi pada Selasa, 22 Oktober 2024, di rumah orang tua mereka, Poniyem (57). Malang tak dapat ditolak, kedamaian dalam keluarga itu berubah menjadi neraka ketika perselisihan antara korban dan pelaku berkembang menjadi sebuah kecelakaan dahsyat. Dalam keadaan emosi yang memuncak, Ruliyanto melakukan tindakan yang sangat keji: membakar kakaknya yang sedang khusyuk melaksanakan salat Asar, setelah cekcok perihal warisan.

Setelah serangan brutal tersebut, Yayuk segera dilarikan ke RSU Pindad, Turen, tempat ia dirawat selama lima hari. Namun, sayangnya, perjuangannya untuk bertahan hidup berakhir pada Senin, 28 Oktober 2024. Kematian Yayuk tidak hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarganya, tetapi juga menimbulkan pertanyaan mengenai dinamika yang ada dalam keluarga tersebut.

Kepolisian baru menerima laporan mengenai insiden ini beberapa hari setelahnya. "Kejadian ini baru dilaporkan kepada pihak kepolisian pada Senin (28/10) kemarin," jelas Kasi Humas Polres Malang, AKP Ponsen Dadang Martianto, kepada wartawan. Laporan tersebut memicu penyelidikan lebih lanjut terkait latar belakang perselisihan yang menghancurkan ini.

Kasus ini bukan hanya sekadar berita kriminal; ia adalah cerminan dari konflik yang bisa terjadi dalam keluarga, yang seharusnya menjadi tempat perlindungan dan kasih sayang. Apa yang bisa mendorong seseorang untuk melakukan tindakan tidak manusiawi terhadap darah dagingnya sendiri? Pertanyaan ini tetap menggantung di benak kita, mengajak kita untuk lebih peka terhadap dinamika dalam keluarga di sekitar kita.

Kini, harapan terbesar adalah keadilan bagi Yayuk dan pelajaran berharga bagi masyarakat untuk mencegah terulangnya tragedi serupa. Keluarga seharusnya menjadi tempat yang aman, bukan ladang konflik yang berujung pada tindakan kekerasan yang tak termaafkan.

Rabu, 30 Oktober 2024

Tragedi di Acara Adat Mangaru: Seorang Pemuda Meninggal Dunia Usai Terkena Senjata Tajam

Tragedi di Acara Adat Mangaru: Seorang Pemuda Meninggal Dunia Usai Terkena Senjata Tajam

Selasa, 29 Oktober 2024, menjadi hari yang kelam bagi masyarakat Kampung Malise, Kelurahan Pundata Baji, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep. Di tengah suasana meriah acara pernikahan, sebuah insiden tragis terjadi saat pelaksanaan tradisi adat mangaru. Seorang pemuda berusia 18 tahun, Fajar, mengalami kecelakaan fatal yang mengakibatkan nyawanya melayang.

Waktu dan Lokasi Kejadian

Kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 11.00 WITA, bertempat di rumah milik Dg. Ngiling, seorang warga setempat. Pada saat itu, Fajar sedang melaksanakan tradisi adat dengan menggunakan senjata tajam jenis badik yang merupakan bagian dari ritual penjemputan pengantin laki-laki. Sayangnya, saat upacara sedang berlangsung, senjata tajam tersebut tiba-tiba menembus dada sebelah kiri korban, menyebabkan terjatuh dan tidak sadarkan diri.

Penanganan Korban

Melihat situasi yang mengkhawatirkan, beberapa warga yang menyaksikan kejadian tersebut segera membantu membawa Fajar ke Puskesmas Pundata Baji untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, sayangnya, dalam perjalanan menuju rumah sakit, nyawa Fajar tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia. Kejadian ini sudah tentu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar serta mengguncang suasana acara pernikahan yang seharusnya penuh sukacita.

Keterangan Saksi

Dua saksi mata, termasuk orang tua korban, Hartono Dg Nyonri (50 tahun), dan Dg Lallo (70 tahun), yang juga merupakan petani setempat, menyampaikan bahwa insiden ini terjadi dengan sangat cepat dan tidak terduga. “Kami semua sangat terkejut. Seharusnya ini menjadi hari yang bahagia, tapi sekarang kami kehilangan Fajar,” ungkap Hartono dengan nada pilu.

Duka dan Kejadian yang Mencolok

Tragedi ini menjadi peringatan akan pentingnya keselamatan saat melakukan tradisi yang melibatkan alat tajam. Masyarakat sekitar diharapkan lebih berhati-hati dan mematuhi protokol keselamatan demi mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Saat ini, pihak berwenang masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait insiden tersebut untuk memastikan tidak ada unsur kelalaian yang menyebabkan tragedi ini.

Kehilangan Fajar meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan teman-temannya, sekaligus mengingatkan kita akan fragilitas kehidupan dan pentingnya menjaga keselamatan dalam setiap tradisi yang kita laksanakan.

Geger Penemuan Mayat Wanita Tanpa Kepala di Danau Muara Baru: Diduga Korban Pembunuhan!

Geger Penemuan Mayat Wanita Tanpa Kepala di Danau Muara Baru: Diduga Korban Pembunuhan!

Warga Muara Baru, Jakarta Utara, dikejutkan dengan penemuan mayat seorang wanita tanpa kepala yang terbungkus di dalam karung di tepi danau pada pagi hari, Selasa (29/10/2024). Seorang karyawan SPBU yang berada di sekitar lokasi adalah orang yang pertama kali menemukan mayat tersebut sekitar pukul 10.00 WIB.

Dari keterangan saksi, awalnya ditemukan sebuah kantong besar terapung di danau di belakang SPBU. Ketika dibuka, ditemukanlah sebuah karung yang menyimpan tubuh wanita malang tersebut. "Setelah laporan masuk, kami langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan penyelidikan," ujar Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Iptu I Gusti Ngurah Putu Khrisna.

Dari hasil pemeriksaan awal, mayat tersebut teridentifikasi sebagai wanita berusia sekitar 35 tahun. Meskipun dalam kondisi basah, anggota tubuhnya lengkap, kecuali bagian kepala yang hilang secara misterius. Penemuan ini memunculkan dugaan kuat bahwa korban adalah hasil kejahatan, meski sejauh ini tidak ditemukan luka memar atau tanda-tanda kekerasan di tubuhnya.

Respon Polisi dan Upaya Pencarian Kepala Korban

Polisi segera meluncurkan penyelidikan dan mendalami dugaan bahwa wanita tersebut mungkin merupakan korban pembunuhan. Kanit Reskrim Polsek Muara Baru, Iptu Rionaldo, menyatakan bahwa temuan ini sangat mencurigakan dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Penyelidikan intensif dilanjutkan dengan memeriksa beberapa saksi dan identifikasi terhadap jenazah korban.

Menariknya, untuk membantu mengungkap misteri hilangnya kepala korban, pihak berwenang melibatkan anjing pelacak dari Satuan K-9. "Kami berharap Satuan K-9 dapat menemukan kepala korban di sekitar lokasi penemuan jasad," ujar Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, AKBP Indrawienny Panjiyoga.

Autopsi dan Harapan Pengungkapan Kasus

Saat ini, mayat korban telah dibawa ke RS Polri untuk dilakukan autopsi dan identifikasi lebih lanjut. Polisi berharap hasil pemeriksaan di rumah sakit dapat memberikan petunjuk penting untuk mengungkap kejadian yang tragis ini. "Kami akan terus bekerja keras untuk mengumpulkan keterangan dan data dari hasil autopsi. Dengan demikian, diharapkan identitas korban dan penyebab kematiannya bisa segera terungkap," tambah AKBP Indrawienny.

Kasus ini memicu tanda tanya besar di kalangan masyarakat dan menyoroti kebutuhan untuk meningkatkan keamanan di area tersebut. Semua mata kini tertuju pada upaya kepolisian dalam mengungkap fakta di balik penemuan mayat wanita tanpa kepala yang mengguncang warga Muara Baru.

Selasa, 29 Oktober 2024

Misteri Pembunuhan Menghebohkan: Mayat Dalam Tas Ditemukan di Karo, Joe Frisco Jadi Tersangka Utama

Misteri Pembunuhan Menghebohkan: Mayat Dalam Tas Ditemukan di Karo, Joe Frisco Jadi Tersangka Utama


Kisah kelam pembunuhan yang mengguncang warga Karo, Sumatera Utara, terungkap dengan detail mengejutkan. Mayat Mutia Pratiwi (26) ditemukan terbungkus dalam tas di Desa Doulu, Kecamatan Berastagi, pada Selasa (22/10/2024). Pelaku utama dalam kasus ini adalah pacar korban, Joe Frisco (36), yang diduga telah menghabisi nyawa Mutia di kediamannya di Kelurahan Pahlawan, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar pada Minggu (20/10/2024).

Dalam penjelasan resmi oleh Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, terungkap bahwa motif di balik aksi brutal ini berkaitan dengan kekerasan seksual. Investigasi polisi mengungkapkan bahwa Joe memiliki kebiasaan menganiaya Mutia menggunakan tangan dan sapu kayu sebelum berhubungan intim. "Akibat dari perlakuan tersebut, Mutia mengalami luka serius di badan dan kepala, yang akhirnya mengakibatkan kematiannya karena pendarahan," jelas Hadi.

Lebih mengguncang, diketahui bahwa sebelum kejadian mengerikan ini, Joe dan Mutia sempat mengonsumsi narkoba jenis sabu, yang dalam hasil tes urine juga terdeteksi pada keduanya. Kini, Joe ditahan di Mapolda Sumut dan dijerat dengan Pasal 351 ayat (3) Jo Pasal 55 KUHPidana, menghadapi ancaman hukuman penjara hingga tujuh tahun.

Usai melakukan tindakan kejam tersebut, Joe tampak panik dan bingung. Ia mencoba meminta bantuan kepada dua oknum polisi—Jeffry Hendrik dan Hendra Purba—dari Polres Pematang Siantar dan Polres Simalungun, untuk menutupi jejaknya. Namun, kedua oknum itu langsung menolak keterlibatan dan meninggalkan lokasi. Dalam upaya mencari jalan keluar, Joe lantas meminta bantuan dua temannya, Syahrul dan Iswandy, untuk membuang jasad Mutia.

Keith jahid, Iswandy mengarahkan dua teman yang saat ini masih buron untuk menyingkirkan jasad korban ke lokasi ditemukan. Dua hari setelah tragedi ini terjadi, jasad Mutia ditemukan dalam kondisi mengenaskan, terbungkus dalam tas, di kawasan Kecamatan Berastagi.

Polisi yang menerima laporan segera bergerak cepat dan berhasil menangkap lima orang tersangka pada Jumat (25/10/2024), termasuk Joe, Syahrul, Iswandy, serta dua oknum polisi yang sebelumnya terlibat. Penyelidikan masih berlanjut, sementara dua pelaku tambahan masih dalam pelarian.

Kasus ini tidak hanya mengungkap tindakan kekerasan, tetapi juga menyoroti pentingnya penegakan hukum dan kesadaran akan bahaya narkoba. Masyarakat pun berharap keadilan dapat segera ditegakkan bagi Mutia, mengingat tragedi ini membawa duka mendalam bagi keluarganya dan mengguncang ketenangan di wilayah Karo.

Senin, 28 Oktober 2024

Tragis: Serda Muhammad Agung Putra Bunuh Diri di Mes Yonif 136/Tuah Sakti

Tragis: Serda Muhammad Agung Putra Bunuh Diri di Mes Yonif 136/Tuah Sakti


Batam - Kejadian mengejutkan menghantui kesatuan Yonif 136/Tuah Sakti ketika salah satu anggotanya, Serda Muhammad Agung Putra (NRP 21200003990801), ditemukan tewas bunuh diri di mes kediamannya pada Sabtu, 26 Oktober 2024. Tragisnya, Serda Agung berusia 31 tahun ini mengambil keputusan ekstrem tersebut di dapur mes yang terletak di Jalan Trans Barelang, Batam.

Kronologi Kejadian

Peristiwa ini bermula sekitar pukul 08.15 WIB, ketika Sertu Najmi Hadi, rekan dari Serda Agung, menghubunginya namun tidak mendapatkan respons. Mencurigai ada yang tidak beres, Sertu Najmi menghubungi Serda Razif, teman satu mes Serda Agung, yang ternyata sedang bertugas. Tak merasa tenang, Najmi melangkah langsung menuju kamar Serda Agung.

Setibanya di lokasi, Najmi terkejut melihat sosok Serda Agung tergantung di dapur. Kejadian ini dilaporkan kepada atasan dan memicu serangkaian respons cepat; dari Batalyon hingga Tim Kesehatan dan Kepolisian, yang langsung bergerak ke lokasi untuk menyelidiki lebih lanjut.

Beban yang Terlalu Berat

Dari penyelidikan awal, berbagai informasi mengejutkan terungkap. Ternyata, Serda Agung memiliki beban keuangan yang cukup berat. Ia diketahui meminjam dana sebesar Rp. 180 juta untuk membantu keluarganya, dan terdapat juga sejumlah utang lainnya — dari pinjaman pribadi hingga kewajiban kepada rekan-rekannya. Tak hanya itu, catatan di ponselnya menunjukkan adanya ancaman terkait utang yang mungkin telah memperburuk keadaan mentalnya.

Berdasarkan informasi dari rekan-rekan dan hasil investigasi, ada dugaan kuat bahwa Serda Agung mungkin mengalami depresi akibat tekanan finansial yang tak tertahankan. "Kami semua sangat terkejut. Serda Agung adalah sosok yang baik, dan tidak pernah menunjukkan tanda-tanda masalah hingga kejadian ini berlangsung," ujar salah satu rekan dekatnya.

Panggilan untuk Kesadaran Mental

Kejadian tragis ini mempertegas pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental di lingkungan militer. Komunikasi, dukungan sosial, dan manajemen stres menjadi aspek yang perlu ditingkatkan dalam kehidupan para prajurit, yang sering dihadapkan pada berbagai tekanan, baik dari dalam maupun luar.

Saat ini, jenazah Almarhum Serda Muhammad Agung Putra masih berada di mes Asmil Yonif 136/Tuah Sakti, dan tim dari Denpom 1/6 Batam, Rumkit Bant, serta Tim Inafis Polresta Barelang sedang melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengungkap fakta-fakta di balik peristiwa tragis ini.

Semoga kejadian ini menggugah kepedulian kita semua untuk lebih peka terhadap kondisi mental dan emosional rekan-rekan di sekeliling kita. Kesehatan mental adalah isu yang serius dan sering kali terabaikan, tetapi dengan perhatian yang tepat, kita bisa membangun lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi semua.

Minggu, 27 Oktober 2024

Dua Pendaki Selamat Usai Terjatuh di Puncak Gunung Soputan

Dua Pendaki Selamat Usai Terjatuh di Puncak Gunung Soputan

Tondano, 26 Oktober 2024— Pada dini hari tadi, sekelompok pendaki yang terdiri dari 12 orang mengalami insiden di puncak Gunung Soputan saat melaksanakan pendakian. Dalam kondisi berkabut yang mengurangi visibilitas, dua remaja, Farel Karinda (16) dan Sinsky (17), keduanya warga Tondano, mengalami kecelakaan yang mengakibatkan mereka tergelincir dan terjatuh.

Kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 02.00 WITA. Meskipun mengalami cedera ringan di bagian kepala dan kaki, kedua korban dengan sigap melaporkan insiden ini kepada Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Manado untuk meminta bantuan evakuasi.

Merespons laporan tersebut, Tim Rescue Kansar Manado dan Tim Rescue Pos SAR Amurang segera bergerak menuju lokasi. Mereka berangkat dari pos mereka pada pukul 10:05 WITA, bertekad untuk memberikan bantuan secepat mungkin.

Berkat kerja keras tim penyelamat, Farel dan Sinsky berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat dan dibawa ke Puskesmas Silian untuk mendapatkan perawatan. Setelah itu, mereka dirujuk ke Rumah Sakit Sam Ratulangi di Minahasa untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan bagi para pendaki, terutama saat menghadapi kondisi cuaca yang tidak mendukung. Tim penyelamat dan masyarakat setempat mengingatkan agar semua pendaki selalu mempersiapkan diri dan memperhatikan keselamatan selama pendakian.

Dengan selesainya evakuasi, harapan kita semua agar pengalaman ini tidak hanya menjadi pelajaran bagi Farel dan Sinsky, tetapi juga bagi para pendaki lainnya untuk selalu waspada dan mematuhi keselamatan saat menjelajahi alam.

Sabtu, 26 Oktober 2024

Tragedi di Majalaya: Pria Tewas Ditusuk Teman Akibat Masalah Utang

Tragedi di Majalaya: Pria Tewas Ditusuk Teman Akibat Masalah Utang

Seorang pria berinisial BR (47) kehilangan nyawanya setelah ditusuk oleh temannya, MB (43), di Kampung Saparako, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, pada Kamis (24/10/2024) sekitar pukul 18.30 WIB. Peristiwa tragis ini dipicu oleh masalah utang piutang yang belum terselesaikan.

Menurut Kapolsek Majalaya, Kompol Aep Suhendi, insiden berdarah ini berakar dari utang yang dimiliki korban kepada pelaku. Dikenakan tekanan untuk membayar, pelaku meminjam dan menggadaikan sepeda motor milik korban. Tensi antara keduanya meningkat ketika siang harinya terjadi perkelahian di Alun-alun Majalaya, di mana korban bersama teman-temannya mengeroyok pelaku.

“Pelaku yang merasa teraniaya kemudian berencana untuk menemui korban di rumahnya pada malam hari. Ia telah mengajak seorang teman dan meminjam pisau untuk berjaga-jaga setelah mengalami perlakuan kasar di siang hari,” kata Aep Suhendi.

Sesampainya di rumah korban, pelaku dan korban terlibat diskusi mengenai sepeda motor yang dipermasalahkan. Namun, situasi semakin memanas, dan pelaku mengajak korban keluar rumah.

Setelah meminta korban keluar, sekitar pukul 19.00 WIB, pelaku langsung menusukkan pisau ke arah korban dan mencoba melarikan diri. Sementara itu, korban sempat mengejar pelaku, namun akhirnya terjatuh bersimbah darah akibat luka yang dideritanya.

Korban segera dilarikan ke RSUD Majalaya untuk mendapatkan perawatan medis. Namun, setelah beberapa jam, nyawa BR tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 22.15 WIB.

Polisi yang menerima laporan dari warga segera meluncur ke lokasi kejadian. Dalam waktu kurang dari 24 jam, pelaku berhasil ditangkap oleh tim Reskrim Polsek Majalaya di Cicalengka.

“Pelaku kini telah diamankan di Mako Polsek Majalaya untuk proses pemeriksaan lebih lanjut,” pungkas Kapolsek Aep Suhendi. Kejadian ini menyoroti betapa seriusnya dampak dari perselisihan utang piutang yang tidak diselesaikan dengan baik.

Berita Duka: Kecelakaan Kereta di Mangga Dua, Satu Korban Meninggal

Berita Duka: Kecelakaan Kereta di Mangga Dua, Satu Korban Meninggal

Mangga Dua, 21 Oktober 2023 – Sebuah kecelakaan tragis terjadi di jalur rel kereta ganda yang terletak di dekat ITC Mangga Dua pada siang hari sekitar pukul 10.45 WIB. Seorang pejalan kaki menjadi korban naas setelah tertabrak kereta, yang diduga karena ia tidak menyadari keberadaan dua jalur rel yang ada.

Saksi mata di lokasi kejadian melaporkan bahwa korban sedang berjalan di sepanjang rel kereta, memperkirakan hanya ada satu jalur kereta yang melintas. Namun, tiba-tiba, sebuah kereta dari arah berlawanan melaju dengan cepat, dan meskipun telah berusaha untuk menghindar, korban tidak dapat selamat dan mengalami luka parah, termasuk bagian kaki yang putus.

Petugas dari kepolisian dan tim medis langsung menuju lokasi untuk memberikan pertolongan, namun sayangnya korban dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian. Proses evakuasi sedang berlangsung dan pihak berwenang sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait insiden ini.

Kecelakaan ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan saat berada di dekat jalur kereta api, terutama di daerah yang memiliki dua jalur kereta, di mana risiko kecelakaan bisa meningkat jika pengendara atau pejalan kaki tidak berhati-hati.

Pihak keluarga korban telah diberitahu dan sedang dalam perjalanan menuju lokasi untuk mengurus proses selanjutnya. Untuk saat ini, jalur kereta di sekitarnya ditutup sementara waktu untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dari pihak berwenang.

Kami menghimbau kepada semua masyarakat untuk selalu berhati-hati saat melintasi area jalur kereta dan mematuhi peraturan keselamatan yang ada.

Jumat, 25 Oktober 2024

Preman Bacok Pria Paruh Baya di Cikarang Utara Usai Tolak Dimintai Uang

Preman Bacok Pria Paruh Baya di Cikarang Utara Usai Tolak Dimintai Uang

Cikarang Utara, Bekasi – Sebuah insiden mengerikan terjadi pada Rabu malam (23/10/2024) di Harapan Baru, Desa Cikarang Kota, Kec. Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. AEP (45), seorang pria paruh baya, menjadi korban pembacokan yang diduga dilakukan oleh seorang preman setelah menolak memberikan uang.

Menurut keterangan saksi mata, MN (43), peristiwa tersebut bermula ketika pelaku meminta sejumlah uang kepada korban. Namun, AEP menolak permintaan tersebut, yang kemudian membuat pelaku marah dan menyerangnya dengan senjata tajam.

“Pelaku sangat kesal begitu mendengar penolakan dari korban dan langsung melakukan aksinya,” ungkap MN, yang menyaksikan kejadian tersebut. Suasana yang awalnya tenang seketika berubah menjadi kacau saat teriakan korban menggema di area tersebut.

Setelah insiden tersebut, AEP segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis akibat luka yang dideritanya. Hingga berita ini ditayangkan, pihak kepolisian masih memburu pelaku yang melarikan diri setelah melakukan aksi brutal tersebut.

Kepolisian menghimbau masyarakat untuk selalu waspada dan melaporkan tindakan pemalakan atau kekerasan yang terjadi di lingkungan sekitar. Situasi keamanan di daerah Cikarang Utara terus menjadi perhatian, dan pihak berwajib berkomitmen untuk menindak tegas segala bentuk kejahatan.

Kasus ini menjadi pengingat akan tingginya ancaman kejahatan jalanan yang dapat mengguncang ketenangan masyarakat. Diharapkan dengan penegakan hukum yang lebih ketat, kejadian serupa tidak akan terulang di masa mendatang.

Kamis, 24 Oktober 2024

Duka di Probolinggo: Istri Habisi Suami dengan Penumbuk Kopi setelah Cekcok

Duka di Probolinggo: Istri Habisi Suami dengan Penumbuk Kopi setelah Cekcok

Kisah tragis menyelimuti Kecamatan Kuripan, Kabupaten Probolinggo, saat seorang istri berinisial Supiani (46) terpaksa mengakhiri nyawa suaminya, Tomo (60), dengan cara yang mengejutkan—menggunakan penumbuk kopi. Pembunuhan yang menggemparkan ini bermula dari cekcok rumah tangga yang kian memanas.

Menurut keterangan Kapolsek Kuripan Iptu Hartawan, insiden mematikan ini terjadi pada Selasa (22/10/2024) ketika Tomo tertidur pulas. Dalam keadaan marah akibat perselisihan yang terus berlanjut, Supiani mengambil alu, alat kayu yang biasa dipakai untuk menumbuk kopi, dan melancarkan serangan brutal. "Pelaku memukul korban di wajah sekali dengan alu, ketika korban tidur dalam posisi miring ke kiri," ungkap Hartawan dalam konferensi pers, Rabu (23/10/2024).

Meskipun sempat terbangun dan berusaha melawan, sayangnya usaha Tomo tidak berhasil. Supiani tidak memberi ampun, kembali memukulkan alat menumbuk kopi itu ke wajah suaminya hingga ia terdiam selamanya. "Menurut pengakuan pelaku, ia sudah sering mengingatkan korban untuk tidak melakukan kekerasan. Jika perilakunya terus berlanjut, pelaku mengancam akan membalas," lanjut Hartawan, menjelaskan latar belakang konflik pasangan suami istri ini.

Akibat tindakannya, Supiani terancam dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan, dengan ancaman hukuman penjara hingga 15 tahun. Tindakan kekerasan dalam rumah tangga ini semakin menegaskan perlunya perhatian serius terhadap hubungan suami istri yang tidak sehat.

Insiden ini bukan hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga yang terlibat, tetapi juga menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya komunikasi yang sehat dalam hubungan. Duka dan tragedi muncul dari ketidakmampuan untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang lebih damai. Masyarakat kini berharap pemerintah dan lembaga terkait lebih giat dalam memberikan edukasi tentang kekerasan dalam rumah tangga untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.

Rabu, 23 Oktober 2024

Dugaan Kabur dari Polisi, Pemuda Tabrak Pengendara Motor di Balikpapan – 1 Bocah Tewas Terseret Mobil

Dugaan Kabur dari Polisi, Pemuda Tabrak Pengendara Motor di Balikpapan – 1 Bocah Tewas Terseret Mobil

Balikpapan, 21 Oktober 2024 - Sebuah kecelakaan tragis terjadi di Balikpapan ketika WS (22), seorang pemuda warga Telagasari, nekat melarikan diri dari kejaran polisi dan akhirnya menabrak pengendara motor. Dalam insiden yang menghebohkan ini, seorang bocah berusia 4 tahun dinyatakan tewas setelah terseret mobil pelaku sejauh 400 meter.

Kecelakaan maut ini melibatkan mobil Daihatsu Xenia berwarna putih dengan nomor polisi KT 1494 VF. Menurut keterangan resmi dari Kasat Lantas Polresta Balikpapan, Kompol Ropiyani, WS melaju kencang dari lampu merah Beller menuju arah MT Haryono. Saat tiba di persimpangan lampu merah BDS, mobil yang dikemudikannya menabrak sebuah sepeda motor yang ditumpangi oleh pasangan suami istri beserta anak mereka.

“Korban anak tersebut terseret di bawah mobil pelaku sejauh 400 meter. Malam itu juga, anak tersebut dinyatakan meninggal dunia,” ungkap Kompol Ropiyani dengan nada prihatin, Selasa (22/10/2024).

Dugaan sementara, WS terlibat dalam aksi pencurian kendaraan bermotor (curanmor). Saat kejadian, tim Satreskrim Polresta Balikpapan sedang memantau kendaraan yang dicurigai terlibat dalam kasus pencurian. "Mobil dan pengemudinya memang sedang diawasi karena dicurigai terlibat dalam curanmor," lanjut Kompol Ropiyani.

Kejadian ini menarik perhatian publik, terutama setelah video yang menunjukkan mobil WS melaju kencang beredar luas di media sosial. Beberapa pengendara lainnya juga dilaporkan turut menjadi korban, meskipun tidak mengalami luka berat.

Beruntung, berkat tindakan cepat dari warga dan petugas kepolisian, WS berhasil diamankan di Polsek Balikpapan Timur beserta mobil yang digunakan dalam aksi tersebut. Kini, pelaku dan barang bukti sedang menjalani proses penyelidikan lebih lanjut.

Kecelakaan ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan di jalan raya, serta konsekuensi hukum yang harus dihadapi oleh pelanggar. Masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam berkendara dan mematuhi aturan lalu lintas demi keselamatan bersama.

Kami turut berduka cita atas kehilangan yang dialami keluarga korban dan berharap keadilan segera ditegakkan.

Senin, 21 Oktober 2024

Seorang Pemuda dari Tuban Tewas Dibacok saat Kunjungi Calon Istri

Seorang Pemuda dari Tuban Tewas Dibacok saat Kunjungi Calon Istri

Nganjuk, 19 Oktober 2024 – Sebuah insiden tragis terjadi di Dusun/Desa Ketandan, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk, saat seorang pemuda berusia 27 tahun asal Kabupaten Tuban tewas setelah dibacok oleh orang tak dikenal. Peristiwa berdarah ini menghebohkan masyarakat setempat dan keluarga korban, karena terjadi saat korban tengah mematangkan rencana pernikahannya yang dijadwalkan berlangsung esok hari.

Menurut keterangan warga setempat, Very, insiden ini terjadi sekitar pukul 17.25 WIB ketika korban tiba di lokasi menggunakan mobil dan berniat mengunjungi rumah calon istrinya. Saat korban keluar dari mobil, seorang pelaku tiba-tiba menyerangnya dengan senjata tajam.

"Korban sudah merencanakan ijab qabul pada Minggu (20/10) besok. Namun tiba-tiba saat turun dari mobil, korban dibacok dan meninggal dunia," ungkap Very.

Diduga ada motif cemburu di balik serangan tersebut, mengingat informasi yang beredar menyebutkan bahwa pelaku adalah individu yang sebelumnya menaruh hati pada calon istri korban, yang diidentifikasi dengan inisial HI. Setelah melancarkan aksinya, pelaku langsung melarikan diri dari lokasi kejadian.

"Pelaku langsung kabur, katanya sih orang Desa Ngringin Lengkong," tambah Very.

Setelah menerima laporan, tim Inafis dari Polres Nganjuk segera melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengevakuasi jasad korban ke RS Bhayangkara untuk diotopsi.

Kasat Reskrim Polres Nganjuk, AKP Julkifli Sinaga, mengonfirmasi peristiwa tersebut tetapi masih enggan memberikan rincian lebih lanjut. Ia menyatakan pihaknya tengah memfokuskan penyidikan untuk mengejar terduga pelaku.

"Iya benar ada kejadian di Desa Ketandan, tapi belum bisa memberikan keterangan secara detail. Kami masih fokus kepada terduga pelaku untuk melakukan pengejaran," pungkasnya.

Insiden ini menambah daftar kekerasan yang perlu menjadi perhatian serius masyarakat, sekaligus mengganggu tatanan kehidupan di wilayah tersebut. Masyarakat berharap pelaku segera tertangkap agar keadilan dapat ditegakkan.

Penemuan Mayat Tergantung di Korong Pasa Dama Gegerkan Warga Nagari Parit Malintang

Penemuan Mayat Tergantung di Korong Pasa Dama Gegerkan Warga Nagari Parit Malintang

Padang Pariaman, 20 Oktober 2024 – Warga Nagari Parit Malintang, Kecamatan Enam Lingkung, digemparkan dengan penemuan mayat berjenis kelamin laki-laki yang ditemukan dalam keadaan tergantung di Patai Korong Pasa Dama pada hari Minggu, sekitar pukul 14.00 WIB. Mayat tersebut diketahui bernama Bogok, seorang petani berusia 65 tahun, yang berdomisili di wilayah setempat.

Kejadian tragis ini pertama kali ditemukan oleh warga sekitar, Marselino (20 tahun), seorang mahasiswa, yang melintas di lokasi kejadian dan langsung melaporkan penemuan tersebut kepada aparat kepolisian. Menurut analisis awal, mayat korban berada dalam posisi tergantung yang membuat situasi menjadi lebih mencemaskan.

Saksi lainnya, Ana Mariana (21 tahun), seorang ibu rumah tangga yang juga tinggal di Patai Korong Pasa Dama, mengatakan bahwa ia sangat terkejut ketika mendengar kabar tersebut. "Saya tidak menyangka akan menemukan hal seperti ini di kampung kita. Ini sangat mengganggu ketentraman warga," ujarnya.

Polisi setempat segera melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengidentifikasi mayat. Penyebab kematian masih dalam penyelidikan, dan pihak kepolisian mengimbau agar masyarakat tidak panik dan menyerahkan segala informasi yang dapat membantu penanganan kasus ini.

Warga sekitar berharap agar kasus ini segera terungkap dan penyebab kematian dapat diketahui, sehingga keamanan dan ketentraman di daerah mereka bisa terjaga. Kasus ini menambah catatan kelam bagi masyarakat Nagari Parit Malintang, yang dalam beberapa tahun terakhir tetap berupaya menjaga keharmonisan dan ketenangan di lingkungan mereka.

Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kepedulian antarwarga untuk saling menjaga dan melaporkan hal-hal aneh yang terjadi di lingkungan mereka. Pihak kepolisian meminta agar masyarakat tetap tenang dan tidak menyebarkan rumor yang dapat memperkeruh situasi.

Minggu, 20 Oktober 2024

Polisi Selidiki Kasus Pembunuhan Mahasiswa Meulaboh di Kost Lingke Banda Aceh: Sebuah Tragedi Menyeramkan

Polisi Selidiki Kasus Pembunuhan Mahasiswa Meulaboh di Kost Lingke Banda Aceh: Sebuah Tragedi Menyeramkan

BANDA ACEH - Sebuah kejadian tragis menggemparkan Kota Banda Aceh setelah seorang mahasiswa asal Meulaboh ditemukan tewas bersimbah darah di kamarnya di Kost Lingke. Polisi segera mendalami kasus ini dengan dugaan kuat terjadinya pembunuhan.

Kapolsek setempat yang memimpin penyelidikan menyatakan, "Kami menduga telah terjadi pembunuhan, dan saat ini penyelidikan sedang berlangsung." Jenazah korban telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) ZA untuk dilakukan otopsi. Menurut keterangan awal, korban mengalami luka serius di bagian leher, serta ditemukan sebuah senjata tajam berupa pisau di lokasi kejadian.

Saksi kunci yang berada di lokasi, yang dikenal sebagai Bulek, mengungkapkan momen mencekam saat seorang pria tak dikenal datang ke kos-kosan korban. "Saya tegur, cari siapa. Dia menunjuk ke arah kamar korban. Saya kira teman korban," tuturnya.

Kejadian ini berlangsung dengan sangat cepat. Bulek sedang membersihkan halaman kos ketika insiden tersebut terjadi. Ketika adik korban tiba di kos sekitar pukul 13.00 WIB, barulah dia menyadari bencana yang menimpa kakaknya. "Adik korban sangat terkejut saat masuk ke kamar dan menemukan segalanya," ungkap Bulek, menambahkan bahwa adik korban langsung melaporkan kejadian mengerikan itu kepada pemilik kos.

Dengan adanya temuan ini, pihak kepolisian berupaya mencari bukti lebih lanjut dan meminta keterangan dari saksi-saksi lain untuk mempercepat proses penyelidikan. Masyarakat diharapkan tetap tenang dan serahkan semua informasi ke pihak berwajib guna mengungkap kasus ini.

Kebangkitan ketegangan akan apa yang sebenarnya terjadi di balik pintu kamar kost ini semakin membayangi. Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan kepedulian antar sesama, terutama di lingkungan kampus. Penegakan hukum yang tegas diharapkan dapat mengungkap fakta-fakta yang ada dan memberikan keadilan bagi korban yang telah terenggut nyawanya dengan cara kejam.

Sabtu, 19 Oktober 2024

Bayi Baru Lahir Ditemukan dalam Tas Ransel di Batujajar, Warga Geger

Bayi Baru Lahir Ditemukan dalam Tas Ransel di Batujajar, Warga Geger

Batujajar, Kabupaten Bandung Barat — Warga Galumpit, Selacau, Batujajar, dikejutkan dengan penemuan seorang bayi laki-laki yang tergelatak di depan teras rumah dalam tas ransel pada Selasa malam, 15 Oktober 2024. Bayi tersebut diduga sengaja dibuang oleh orang tuanya segera setelah dilahirkan.

Kepala TU Puskesmas Batujajar, Evi Vilianti, membenarkan penemuan tersebut dan menjelaskan bahwa bayi yang ditemukan dalam kondisi hidup ini diperkirakan baru berusia dua hari. “Kami dapat kabar dari lintas sektor dan langsung menuju lokasi. Ada bidan yang berjaga saat itu,” ujarnya saat ditemui di Puskesmas Batujajar, Rabu, 16 Oktober 2024.

Dari hasil pemeriksaan, bayi tersebut lahir sesuai waktunya dan kini dalam kondisi sehat. “Bayi ini beratnya 3,5 kg dan panjangnya 50 cm, yang masuk kategori normal,” lanjut Evi. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, bayi tersebut diberikan susu formula.

Meskipun dalam kondisi baik, pihak Puskesmas membatasi kunjungan warga untuk menghindari paparan virus yang bisa membahayakan kesehatan bayi. “Kami khawatir ada virus dari luar. Namun, tidak ada perawatan khusus karena bayinya sudah sehat,” tambahnya.

Saat ini, pihak Puskesmas masih menunggu instruksi dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bandung Barat untuk langkah selanjutnya, termasuk penjemputan bayi tersebut. “Kami hanya menunggu instruksi dari Dinsos,” pungkas Evi.

Sementara itu, petugas gabungan dari Polres Cimahi dan Polsek Batujajar telah memulai penyelidikan untuk mengungkap identitas orang tua yang tega membuang bayi malang tersebut. Kejadian ini menuai perhatian publik dan mengundang keprihatinan di kalangan masyarakat.

Jumat, 18 Oktober 2024

Tragis: Pria 49 Tahun Ditangkap Usai Siram Siswi SMP dengan Air Keras

 Tragis: Pria 49 Tahun Ditangkap Usai Siram Siswi SMP dengan Air Keras

Kasus mengejutkan terjadi di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana seorang pria berusia 49 tahun, CA, ditangkap setelah menyiram air keras ke wajah M, seorang siswi berusia 13 tahun. Peristiwa ini berlangsung pada Senin (14/10/2024) saat M dalam perjalanan menuju SMP Negeri 1 Nubatukan.

Sakit Hati Cinta Ditolak

Motif di balik aksi keji ini ternyata berasal dari sakit hati CA setelah cintanya ditolak oleh M. Dalam pemeriksaan, CA mengaku, "Karena saya sakit hati. Jadi kalau rusak ya rusak satu kali. Saya hancur, dia juga hancur.” Pengakuan tersebut menunjukkan betapa dalamnya perasaan yang dirasakannya, meski cara yang dipilih sangat merugikan dan berbahaya.

Perencanaan Matang

Ternyata, CA merencanakan tindakannya dengan sangat matang, mulai dari meracik air keras hingga melakukan penyiraman. Ia bahkan berusaha menghilangkan jejak barang bukti setelah kejadian. Kasat Reskrim Polres Lembata, Donni Sare, menyatakan bahwa CA awalnya sempat mengelak saat ditanya, namun akhirnya mengakui perbuatannya setelah penyidik menunjukkan bukti-bukti.

Penanganan Kasus

Kasus ini kini sedang ditangani oleh unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lembata. Insiden ini menjadi sorotan, tidak hanya karena kebrutalan tindakan CA, tetapi juga karena dampaknya yang mendalam bagi korban dan keluarganya. M, yang hanya ingin melanjutkan pendidikannya, kini harus menghadapi trauma yang ditimbulkan oleh perbuatan yang tak termaafkan ini.

Kasus ini mengingatkan kita akan pentingnya edukasi tentang pengendalian emosi dan konsekuensi dari tindakan kekerasan. Masyarakat berharap pihak berwajib dapat memberikan penanganan yang tegas dan adil, serta melindungi para korban dari kekerasan semacam ini.

Kamis, 17 Oktober 2024

Seorang laki laki warga wirokerten di temukan tewas gantung diri di pohon Mangga

Seorang laki laki warga wirokerten di temukan tewas gantung diri di pohon Mangga

BANTUL - Seorang laki-laki inisial S (42), warga Kalurahan Wirokerten, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, ditemukan tewas gantung diri di pohon mangga yang berada di Jalan Museum Perjuangan Wirokerten.

Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widyana, mengungkapkan, korban ditemukan masih dalam posisi tergantung oleh A (34), seorang warga setempat saat sedang melintas lokasi kejadian pada Selasa (15/10/2024) pagi.

"Saat itu, A sedang jalan-jalan pagi dan ketika tiba di lokasi kejadian kaget melihat korban tergantung di pohon mangga dengan seutas tali plastik warna hijau," bebernya kepada awak media.

Melihat ada orang yang gantung diri, saksi kemudian melaporkannya kepada warga dan diteruskan kepada ketua RT dan dukuh setempat. Kemudian, informasi itu diteruskan ke Polsek Banguntapan untuk penanganan lebih lanjut.

"Jajaran Polsek Banguntapan yang mendapatkan informasi itu kemudian meneruskan ke INAFIS Polres Bantul dan Puskesmas Banguntapan 2 untuk melakukan pemeriksaan terhadap tubuh korban," jelasnya.

Hasil pemeriksaaan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban dan korban meninggal dunia murni dikarenakan gantung diri.

"Menurut keterangan ketua RT setempat, korban sempat meninggalkan rumah dan sempat dicari-cari oleh warga keberadaannya," jelasnya.

Sementara itu, istri korban sempat merasa curiga karena suaminya pergi sambil membawa tali plastik.

Kemudian, sebelumnya, korban sudah bercerita kalau sedang ada masalah dan ingin mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

"Kini, keluarga korban sudah menerima kejadian itu sebagai musibah dan tidak menuntut siapa pun secara hukum," tandas Jeffry.(nei)

Rabu, 16 Oktober 2024

Pria di Paser Penggal Kepala Istri, Akibat Sering Cekcok dan Minta Cerai

Pria di Paser Penggal Kepala Istri, Akibat Sering Cekcok dan Minta Cerai


Seorang pria berinisial A (29) tega membunuh istri dengan cara yang tragis akibat kesal karena sering cekcok dan permintaan cerai dari sang istri.

Pembunuhan terjadi di Mess PT Pelita Makmur Niaga (PMN), Desa Belimbing, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Minggu (13/10/2024) pukul 21.30 WITA.

Kapolres Paser AKBP Novi Adi Wibowo melalui Kapolsek Long Ikis, AKP Alimuddin menyampaikan, kasus pembunuhan terungkap setelah menerima laporan masyarakat sekitar bahwa telah terjadi pembunuhan di barak karyawan dan pelapor langsung menuju TKP.

“Tersangka A dan korban merupakan pasangan suami istri (Pasutri). Keduanya berasal dari Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan (Kalsel). Pembunuhan itu bisa terjadi akibat emosi yang memuncak, disertai kekecewaan sang suami karena sering cekcok dan istri sering meminta cerai,” kata AKP Alimuddin, Senin (14/10/2024).

Berdasarkan keterangan saksi, kata dia, kejadian terjadi pada Minggu (13/10/2024) sekitar pukul 22.18 WITA, salah satu saksi menghubungi pelapor.

Mengetahui itu, pelapor langsung menuju TKP dan melihat tersangka menenteng kepala istrinya yang sudah terpisah dari badannya bergerak ke arah luar rumah

Pelaku berjalan keluar rumah sambil berteriak ngelantur. Kemudian kepala istrinya dilepas dan memegang anaknya yang masih berumur sekitar tiga tahun.

Sambil menggendong anaknya sambil bergerak mondar-mandir di halaman mess tersebut. Beberapa saat kemudian, tersangka lemas dan terjatuh.

“Akhirnya pelaku lemas dan terjatuh sendiri. Saat itu warga langsung bertindak bersama-sama mengamankan pelaku dan sebagian warga menghubungi Polsek Long Ikis,” imbuhnya.

Setelah itu, korban dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Panglima Sebaya (RSPS) Kabupaten Paser untuk dilakukan visum.

Korban sementara masih berada di RSPS sambil menunggu dari pihak keluarga korban menjemput jasadnya. Adapun barang bukti (BB) yang disita, yakni sebilah parang dan baju daster milik korban.

“Atas tindakan yang dilakukannya, tersangka A dijerat pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara,” tandasnya.