Selasa, 10 September 2024

Aksi Pencurian ala 'Spider-Man' di Medan Berakhir dengan Tembakan Polisi

Aksi Pencurian ala 'Spider-Man' di Medan Berakhir dengan Tembakan Polisi




Sebuah kejadian mencengangkan terjadi di Kota Medan, Sumatera Utara, ketika Kamaludin (33) melakukan pencurian dengan cara merayap ke rumah korban seperti tokoh fiksi 'Spider-Man'. Namun, aksinya berakhir dengan tembakan polisi setelah pelaku mencoba melarikan diri.


Pencurian dengan Gaya Aksi Pahlawan Super


Kejadian ini berlangsung pada Selasa, 3 September 2024, sekitar pukul 04.00 WIB, di Jalan Balai Desa, Kecamatan Medan Amplas. Kamaludin, yang dikenal dengan aksinya yang tidak biasa, berhasil mencuri sebuah laptop dan dua handphone, yaitu iPhone dan Oppo, dari rumah korban. 

Menurut keterangan Kanit Reskrim Polsek Patumbak, Iptu MY Dabutar, pelaku memulai aksinya sekitar pukul 02.00 WIB. Saat itu, korban menempatkan laptop di kamar lantai dua dan turun untuk mengecas handphone-nya serta milik adiknya di ruang tamu lantai satu. Setelah itu, korban pergi tidur. 

Sekitar pukul 05.00 WIB, korban terbangun dan mendapati handphone serta laptopnya sudah hilang. Korban segera melapor ke Polsek Patumbak dan tim kepolisian melakukan penyelidikan.


Penangkapan dan Upaya Pelarian


Setelah menerima laporan, polisi berhasil menangkap Kamaludin pada Sabtu, 7 September 2024, di sebuah warung di Jalan Balai Desa. Berdasarkan pengakuannya, Kamaludin mengaku merayap melalui dinding rumah korban untuk memasuki rumah melalui pintu lantai dua yang tidak terkunci. 


Pelaku kemudian menjual barang curiannya di daerah Jermal seharga Rp 1,2 juta, dan uang tersebut digunakannya untuk membeli pakaian dan berfoya-foya. 

Saat proses pengembangan ke lokasi penjualan barang curian, Kamaludin mencoba melarikan diri. Polisi memberikan tembakan peringatan, namun tidak diindahkan pelaku. Akibatnya, polisi terpaksa menembak kaki kiri Kamaludin untuk menghentikan pelariannya.


Penanganan Medis dan Imbauan


Kamaludin kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Polda Sumut untuk mendapatkan perawatan medis atas luka tembaknya. Polisi terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap lebih lanjut tentang penadah barang curian.

Kasus ini menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan dan keamanan di rumah serta tindakan tegas dari pihak berwenang dalam menangani pelaku kejahatan. Masyarakat diimbau untuk selalu menjaga keamanan dan melaporkan segala tindakan mencurigakan agar kejadian serupa bisa dihindari di masa depan.

Senin, 09 September 2024

Kegemparan di Brebes: Mayat Wanita Terapung di Sungai Membuat Heboh Warga

Kegemparan di Brebes: Mayat Wanita Terapung di Sungai Membuat Heboh Warga




Warga Dusun Poncol, Desa Kedungbokor, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dihebohkan oleh penemuan mayat wanita yang mengapung di Sungai Rambatan pada Minggu, 8 September 2024. Penemuan mengejutkan ini bermula saat tiga orang pemancing yang sedang menikmati aktivitas mereka di pinggiran sungai terkejut melihat objek besar mirip boneka mengapung di permukaan air.

Kejadian ini terjadi sekitar siang hari ketika para pemancing yang penasaran mendekati objek tersebut. Mereka segera menyadari bahwa benda yang awalnya mereka kira boneka adalah sesosok mayat wanita yang mengenakan daster berwarna merah. Penemuan ini langsung memicu kepanikan dan kepedulian dari warga setempat.

Melihat situasi yang mengerikan, warga segera melaporkan penemuan tersebut ke Polsek Larangan. Petugas kepolisian yang tiba di lokasi melakukan evakuasi terhadap jenazah wanita tersebut dan membawanya ke kamar jenazah RSUD Brebes untuk pemeriksaan lebih lanjut. Tim medis yang memeriksa jasad tersebut menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda luka akibat benda tumpul atau tajam, dan menyimpulkan bahwa penyebab kematian murni akibat tenggelam.

Kapolsek Larangan, AKP Yusuf, melalui Kanit Reskrim Ipda Yadi Suryadi, mengonfirmasi peristiwa ini dan menegaskan bahwa pihaknya sudah melakukan langkah-langkah awal, termasuk meminta keterangan dari saksi dan mengumpulkan informasi terkait identitas korban. Yadi menyampaikan, “Kami telah mengamankan jenazah dan melakukan pemeriksaan. Hingga saat ini, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Kematian korban dipastikan akibat tenggelam.”

Saat ini, identitas wanita dalam daster merah tersebut masih belum diketahui. Pihak kepolisian meminta bantuan warga yang mungkin merasa kehilangan anggota keluarga untuk melapor atau mengecek langsung ke RSUD Brebes. Penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan untuk mengungkap lebih banyak informasi mengenai latar belakang dan identitas korban.

Peristiwa ini tentunya menyisakan duka dan keprihatinan mendalam di tengah masyarakat Kedungbokor. Sementara itu, proses identifikasi dan investigasi masih berlangsung untuk memastikan semua detail terkait kejadian ini.

Minggu, 08 September 2024

Terkuaknya Kasus Pembunuhan Siswi SMK Bitung Berkat Temuan Sperma Pelaku

Terkuaknya Kasus Pembunuhan Siswi SMK Bitung Berkat Temuan Sperma Pelaku


Kasus kematian siswi SMK 1 Bitung, Sulut, Mutia (18), yang ditemukan tewas di kamar kosnya pada pertengahan Agustus 2024 akhirnya terpecahkan. Mutia ternyata dibunuh dan diperkosa oleh tetangga kosnya, Akri (20).

Korban ditemukan meninggal di kamar kosnya di Kelurahan Manembo-Nembo Atas, Kecamatan Matuari, pada Senin (19/8). Polisi yang tiba di lokasi menemukan berbagai petunjuk, termasuk tanda-tanda kekerasan seperti gigitan di pipi dan tulang leher yang retak, yang mengarah pada kesimpulan bahwa Mutia adalah korban pembunuhan.

"Pada saat olah TKP, kami mendapati banyak tanda kekerasan, sehingga kami menyimpulkan bahwa kematian korban tidak wajar," ujar Kapolres Bitung AKBP Albert Zai dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/9).

Selain tanda kekerasan, polisi juga menemukan sperma di tubuh korban yang bukan milik Mutia. Hasil autopsi mengonfirmasi keberadaan sperma dalam vagina korban, yang diduga milik pelaku.

Petunjuk lain yang ditemukan adalah plafon kamar kos korban yang jebol, menunjukkan kemungkinan pelaku masuk melalui atap. Berdasarkan bukti ini, Akri menjadi tersangka utama.

Polisi kemudian memperkuat bukti dengan mencocokkan DNA sperma yang ditemukan di tubuh korban dengan sampel darah di kamar Akri, yang hasilnya identik. Setelah memastikan bukti yang kuat, polisi menangkap Akri di kamar kosnya pada Rabu (4/9), saat pelaku sedang mempersiapkan pelarian.

"Ketika kami datang untuk menangkapnya dan mencari handphone korban, pelaku sudah siap untuk melarikan diri," tambah Albert.

Sabtu, 07 September 2024

Heboh Video Perundungan Siswi di Sekayu: Klarifikasi dari Diknasbud Muba dan Sekolah

Heboh Video Perundungan Siswi di Sekayu: Klarifikasi dari Diknasbud Muba dan Sekolah




Sebuah video yang menunjukkan aksi perundungan terhadap seorang siswi di SMP Negeri Sekayu telah viral di media sosial dalam beberapa hari terakhir. Video berdurasi 3 menit 33 detik tersebut menampilkan sekelompok siswa yang tampak mengintimidasi seorang siswi yang sedang duduk di lantai kelas.

Dalam video tersebut, terlihat seorang siswi berseragam Pramuka yang didorong kepalanya oleh beberapa siswa lainnya. Selain serangan fisik, para pelaku juga mengeluarkan kata-kata kasar. Pada akhir video, siswi berseragam Pramuka tersebut disiram air di wajah oleh seorang siswi yang mengenakan seragam olahraga hijau bertuliskan SMP Negeri 5 Sekayu.

Kejadian ini memicu kemarahan dan keprihatinan dari masyarakat, khususnya orang tua dan komunitas pendidikan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muba, Iskandar Syahrianto, mengonfirmasi bahwa pihaknya segera melakukan klarifikasi terkait video tersebut dengan menghubungi Kepala Sekolah SMP Negeri Sekayu. "Kami sedang memverifikasi kebenaran video yang beredar," ujar Iskandar pada Kamis malam, 5 September 2024.

Iskandar menambahkan bahwa video tersebut terkait dengan pelaksanaan mata pelajaran P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan merumuskan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah, Nazarul, menjelaskan bahwa video tersebut sebenarnya merupakan bagian dari pembuatan materi pembelajaran P5 dengan tema "Bangunlah Jiwa dan Raganya" dan topik "Stop Bullying." Nazarul meminta maaf atas kesalahpahaman yang mungkin timbul akibat video tersebut. "Kami dari keluarga besar SMP Negeri 5 Sekayu mohon maaf jika video ini menimbulkan kesalahpahaman," katanya.

Jumat, 06 September 2024

Pria Lansia Ditemukan Tewas Membusuk di Rumahnya di Perumnas Mandala

Pria Lansia Ditemukan Tewas Membusuk di Rumahnya di Perumnas Mandala



Pada Rabu, 4 September 2024, seorang pria lansia bernama Syaipul Bahri, berusia 70 tahun, ditemukan tewas dalam kondisi membusuk di rumahnya yang terletak di Jalan Gagak Raya Perumnas Mandala No. 42, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang. Penemuan tersebut menggemparkan warga setempat dan mengundang tim Inafis Polrestabes Medan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta identifikasi.


Kronologi Penemuan



Syahrida Siregar, keponakan korban yang berusia 45 tahun dan tinggal di Pinguin Raya II Perumnas Mandala, adalah orang pertama yang menemukan mayat Syaipul. Syahrida datang untuk memeriksa kondisi kesehatan pamannya, yang baru saja menjalani operasi hernia. Setibanya di lokasi, Syahrida mendapati pintu pagar rumah dalam keadaan tertutup dan digembok. Setelah beberapa kali memanggil tanpa mendapatkan jawaban, ia curiga dan kembali pulang untuk mengambil kunci cadangan.

Sekembalinya ke rumah korban, Syahrida membuka pintu dan disambut dengan bau busuk. Ia kemudian menemukan tubuh Syaipul terlentang di lantai rumah. Syahrida segera melaporkan penemuan tersebut kepada keluarga, Kepala Lingkungan (Kepling), dan selanjutnya kepada Polsek Medan Tembung.


Respon Pihak Berwenang


Kanit Reskrim Polsek Medan Tembung, AKP Japri Simamora, bersama timnya tiba di lokasi untuk melakukan pemeriksaan bersama pihak keluarga dan Kepling setempat. Polisi kemudian menghubungi Tim Inafis Polrestabes Medan, yang melakukan olah TKP dan identifikasi. 

Menurut AKP Japri Simamora, berdasarkan keterangan dari keponakan korban dan pemeriksaan luar oleh Tim Inafis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh Syaipul. Korban diketahui menderita kolesterol tinggi dan baru-baru ini menjalani operasi hernia. Pihak keluarga memilih untuk tidak melakukan otopsi dan sudah membuat surat pernyataan terkait hal tersebut.


Pernyataan Lurah Setempat


Lurah Kenangan, Hakim Nasution, menambahkan bahwa Syaipul selama ini tinggal sendirian di rumahnya dan belum menikah. Warga setempat menduga korban telah meninggal dunia sekitar tiga hingga empat hari sebelum ditemukan. 

Jenazah Syaipul Bahri telah dibawa ke rumah keluarga untuk disemayamkan dan direncanakan akan dimakamkan sesuai dengan keinginan pihak keluarga. Penemuan ini menjadi perhatian serius dan menunjukkan pentingnya perhatian terhadap kesehatan lansia yang tinggal sendirian.

Kamis, 05 September 2024

Pekerja Kebun Sawit Diterkam Harimau di Siak: Luka Serius dan Peringatan untuk Warga

 Pekerja Kebun Sawit Diterkam Harimau di Siak: Luka Serius dan Peringatan untuk Warga



Seorang pekerja kebun sawit, Jonheri (40), yang berdomisili di Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, mengalami serangan brutal dari seekor harimau Sumatera pada Rabu (4/8/2024). Peristiwa tragis ini terjadi saat Jonheri sedang beristirahat makan siang di perbatasan sungai rawa dengan Buton.

Menurut saksi mata, Hamid, Jonheri dan dirinya sempat melihat harimau dari kejauhan sekitar pukul 12.00 WIB. Mereka beranggapan bahwa harimau tersebut telah pergi dan melanjutkan aktivitas di kebun. Namun, ketika Hamid berniat melaksanakan salat Dzuhur, ia mendengar teriakan Jonheri yang berada tidak jauh darinya.

Hamid segera berlari menuju lokasi dan menemukan bahwa Jonheri telah diterkam oleh harimau. Dengan keberanian dan bantuan dari pekerja lain, mereka berhasil menghalau harimau tersebut dan menyelamatkan Jonheri.

Kapolres Siak, AKBP Asep Sujarwadi, melalui Kapolsek Sungai Apit, AKP Rinaldi, mengonfirmasi kejadian ini dan melaporkan bahwa Jonheri sedang dirawat di Puskesmas Rawa Mekar Jaya karena luka serius di kepala, tengkuk, dan tangan. 

Kapolres Asep Sujarwadi mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi aktivitas di luar rumah guna menghindari insiden serupa di masa depan. Insiden ini menambah daftar panjang konflik antara manusia dan harimau Sumatera di wilayah tersebut. Sebelumnya, pada 16 Juli 2024, seorang pria di Kampung Penyegat, Kecamatan Sungai Apit, juga menjadi korban serangan harimau yang berakibat fatal, dengan kondisi tubuh korban yang mengenaskan.

Kejadian ini menegaskan perlunya tindakan pencegahan dan kesadaran tinggi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar habitat harimau Sumatera.

Rabu, 04 September 2024

Kejadian Tragis di Gunungwungkal: Ibu Muda Ditusuk oleh Tetangga Sendiri, Pelaku Coba Bunuh Diri

Kejadian Tragis di Gunungwungkal: Ibu Muda Ditusuk oleh Tetangga Sendiri, Pelaku Coba Bunuh Diri



Seorang ibu muda berinisial SU (24) di Desa Jepalo, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengalami nasib tragis setelah ditusuk oleh tetangganya sendiri, yang berinisial S (32), pada Selasa, 3 September 2024. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 07.20 WIB dan diduga dipicu oleh masalah asmara.

Camat Gunungwungkal, Febes Mulyono, mengungkapkan bahwa korban sedang berada di dalam rumah saat pelaku mendatangi dan melakukan penusukan. "Setelah penusukan, korban segera dilarikan ke RS KSH Tayu. Saya mendapatkan informasi dari Carik bahwa masalah asmara adalah pemicunya," kata Febes.

Setelah menyerang SU, pelaku S mencoba bunuh diri dengan melukai dirinya sendiri. Beruntung, nyawanya berhasil diselamatkan meski ia mengalami luka-luka. "Pelaku melukai dirinya setelah penusukan, tetapi usahanya untuk bunuh diri gagal," lanjut Febes.

Warga Desa Jepalo menjadi heboh setelah mendengar teriakan korban yang meminta pertolongan. Mereka segera menuju lokasi kejadian untuk memberikan bantuan kepada korban dan pelaku. Keduanya kemudian dibawa ke RS Keluarga Sehat Hospitals (KSH) Tayu untuk perawatan medis.

Informasi awal menunjukkan bahwa korban dan pelaku pernah memiliki hubungan asmara di masa lalu. SU kini telah menikah dengan pria lain dan memiliki anak. "Pelaku adalah mantan pacar korban, yang kini sudah berkeluarga," tambah Febes.

Kasat Reskrim Polresta Pati, Kompol M Alfan Armin, mengonfirmasi kejadian tersebut dan menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung. Tim inafis yang dipimpin oleh Wakil Kasat Reskrim sedang melakukan olah TKP di rumah korban. "Penyelidikan masih berlanjut, dan kedua pihak masih dirawat di rumah sakit," ujar Kompol M Alfan.